Find Us On Social Media :

Ratusan Anak-anak Tewas di Depan Matanya, Begini Kisah Pilu Dokter yang Bertahan di Suriah

By Aditya Prasanda, Minggu, 18 Maret 2018 | 22:33 WIB

Montase, ilustrasi dokter dan anak-anak korban perang Suriah

Di tengah pengepungan dan serangan udara di kawasan Ghouta Timur, sejumlah dokter dan paramedis memilih bertahan untuk menyelamatkan korban luka-luka. Lantaran takut diincar, mereka meminta BBC menyamarkan nama dan lokasi mereka.

Grid.ID - Seluruh anggota keluarga Dokter Hamid kini tinggal di sebuah ruangan yang sesak dan temaram. 

Ruangan itu adalah garasi yang menempel pada bekas rumah mereka.

Bangunan yang terletak di pinggiran Ghouta Timur, dekat Damaskus, itu kini hanya menyisakan puing-puing setelah dihantam serangan pemerintah Suriah bulan lalu.

Bagaimanapun, di tengah kondisi demikian, Dokter Hamid masih pergi tiga kali sehari ke rumah sakit terdekat untuk menjalankan tugasnya. 

Setiap kali meninggalkan rumah, pria berusia 50 tahun itu mencium istri dan kelima anaknya sembari mengusir bayangan yang hinggap di pikirannya bahwa ciuman itu mungkin adalah yang terakhir kalinya.

Terungkap, Ramalan Baba Vanga Soal Masa Depan Russia dan Vladimir Putin, Inilah 9 Ramalan Mengerikan Sang Nostradamus Dari Balkan!

Dalam perjalanan ke rumah sakit, Dokter Hamid melalui jalan-jalan yang dipenuhi bangunan rubuh dan tak lagi dihuni. 

Dia harus waspada akan potensi bahaya yang mungkin menimpanya.

Jika pengeboman berlangsung dahsyat dan banyak yang luka, dia mungkin berada di rumah sakit lebih dari 24 jam tanpa istirahat. 

Ketika dia menangani anak yang cedera, dia memikirkan nasib anaknya sendiri. 

Saat ada jeda sejenak, sang dokter menunaikan salat.