Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Grid.ID - Sebelum memutuskan untuk memiliki anak, apakah kamu sudah tahu tentang tipe-tipe pengasuhan terhadap anak?
Ada beberapa pola asuh yang bisa diterapkan pada anak-anak.
Salah satunya adalah helicopter parenting, apaan tuh?
Helicopter parenting merupakan salah satu pola asuh dimana orangtua selalu membayangi kehidupan anak-anaknya.
(BACA: Tips untuk Ibu Millennials dalam Mengasuh Anak Remaja dari Sarah Sechan, Simak yuk!)
Mereka cenderung selalu turut mengambil peran dalam segala hal yang dilakukan anak-anak.
Sebagian besar calon orangtua cenderung memilih untuk menghindari pola asuh yang satu ini.
Namun ternyata hal ini merupakan salah satu hal yang tidak bisa dihindari oleh sebagian orang.
Seperti yang dikutip dari laman afineparent, Grid.ID telah merangkum 10 tanda kamu telah menerapkan helicopter parenting terhadap anak-anak.
Dan mungkin kamu tidak menyadarinya.
Apa saja tanda-tandanya? langsung simak di sini ya.
1. Setiap 20 menit sekali, kamu akan memeriksa anak-anak ketika bermain di halaman bersama teman-temannya.
2. Hal pertama yang kamu lakukan ketika si kecil pulang sekolah dalam keadaan menangis adalah mencurigai teman-teman sekelasnya.
3. Cenderung ingin menyelesaikan pekerjaan rumah anak-anak daripada membantunya.
(BACA: Anak Telah Memasuki Masa Remaja, Inilah yang Selalu Diterapkan Sarah Sechan kepada Sang Anak)
4. Kamu tidak akan membiarkan anak-anak terlalu banyak mengerjakan sesuatu karena takut ia akan kelelahan.
5. Di usia 8 tahun, kamu masih memasang roda tambahan pada sepeda si kecil karena takut dia akan terjatuh.
6. Kamu akan selalu mengikuti kemanapun si kecil pergi.
7. Kamu akan selalu merasa khawatir dan ketakutan ketika si kecil melakukan perjalanan jauh bersama guru dan teman-teman sekelasnya.
(BACA: 8 Aturan Penting yang Perlu Diingat Sebelum dan Saat Menjenguk Bayi Baru Lahir
8. Tidak pernah terlintas di dalam pikiranmu untuk meminta mereka membantu menyiapkan makan malam ataupun membereskan tempat tidur.
9. Kamu sering mengajukan pertanyaan kepada pihak sekolah terkait perkembangan si kecil di sekolahnya.
10. Ketika si kecil tidak diterima di sekolah yang mereka inginkan, kamu akan menghubungi pihak departemen untuk melakukan negoisasi.
Kamu nggak termasuk kan?(*)