Grid.ID - Tidak asing dengan istilah 'kebanyakan micin', 'butuh asupan micin', atau 'generasi micin'?
Micin, vetsin, atau monosodium L-glutamate (MSG) memang lekat dengan keseharian orang Indonesia.
Penyedap rasa ini begitu mudah ditemukan hampir di setiap jajanan gurih dengan bahan pengawet.
Namun tahukah kamu, di balik kepopulerannya, micin memiliki sejarah yang panjang diiringi berbagai kontroversi sejak pertama kali penyedap rasa ini ditemukan?
Sejarah micin
Penemuan micin tidak bisa dilepaskan dari Kikunae Ikeda, seorang ahli kimia Jepang yang menciptakannya.
Mulanya, Ikeda yang sedang berhadapan dengan semangkuk sop rumput laut bertanya-tanya, apa yang membuat dashi, sebuah kaldu standar untuk beberapa makanan di Jepang, memiliki rasa yang kaya?
Dashi sendiri, dalam makanan Jepang, terbuat dari fermentasi rebusan rumput laut dan ikan kering.
Kaldu ini sering digunakan oleh koki untuk menambah cita rasa makanan, yaitu rasa gurih pada makanan tak berdaging.
Untuk beberapa alasan yang sulit dijelaskan, dashi membuat makanan terasa enak.
Hal inilah yang kemudian membuat Ikeda ingin mencari tahu alasan di baliknya.