Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Seorang pelanggan PDAM Tirta Moedal Semarang melayangkan komplain usai mendapat tagihan mencapai Rp 18 juta.
Pasalnya selama bulan Juli hingga September 2019, tagihan PDAM yang biasa diperoleh Martha Muji Rahayu hanya berkisar Rp 52-102 ribu.
Lonjakan tagihan tersebut mulai terjadi pada bulan Oktober dan Nopember 2019 sebesar Rp 14,6 juta dan Rp 3,4 juta.
"Tiga bulan sebelumnya, bayar tagihan lewat ATM tidak bisa. Namun saya diberi informasi dari tetangga total tagihan Rp 14 juta," tutur warga Cilosari Dalam itu.
Martha pun lantas komplain dan meminta keterangan dari pihak PDAM.
Baca Juga: Enggan Bikin Pesta, Cynthia Lamusu Cukup Berikan Kado Sebuah Lagu Saat Anak Kembarnya Ulang Tahun
Tanggapan PDAM Tierta Modal Semarang
Manager Humas Perumda PDAM Tirta Moedal, Joko Purwanto mengatakan mahalnya tagihan dikenakan stand meter konsumen tidak bisa terbaca.
Tanggapan pihak PDAM ini justru seakan menyalahkan alat pendeteksi konsumsi air di rumah Martha yang terpendam ke tanah.
"Karena terpendam jadinya tidak terlihat estimasi penggunaannya. Begitu stand meteran dinaikkan barulah terlihat akumulasi penggunaan," tutur Joko Purwanto seperti yang dikutip dari Tribun Jatang.
Padahal berdasarkan penuturan Martha, meteran air di rumahnya sudah ditinggikan.