Laporan wartawan Grid.ID, Pradipta R
Grid.ID – Antibiotik adalah jenis obat yang sering dikonsumsi.
Bahkan obat ini dianggap ampuh untuk mengobati segala penyakit.
Sehingga kerap kali pasien belum merasa puas jika belum mendapatkan obat ini.
Namun, sebaiknya kamu mempertimbangkan penggunaan antibiotik mulai sekarang.
(BACA: Makanan Kaya Serat Ini Ampuh Banget Turunkan Berat Badan, wah Wajib Ada dalam Menu nih!)
Dilansir Grid.ID dari laman Health, ada fakta menarik mengenai hal ini.
Ada studi baru yang melibatkan percobaan antara tikus dengan antibiotik yang ternyata penggunaannya dapat pengaruhi mikrobioma.
Yaitu bakteri yang hidup di usus dalam tubuh.
Perubahan ini rupanya dapat diturunkan dari generasi ke generasi dan dapat sebabkan penyakit.
(BACA: Dari Menu Diet Sampai Menghambat Penuaan, Inilah Daftar Kehebatan Buah Alpukat, Lainnya Apa Lagi ya?)
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Microbiology, peneliti melakukan penelitian terhadap tikus hamil dengan memberinya mikrobioma sehat dan juga mikrobioma yang telah terkontaminasi antibiotik.
Begitu tikus yang dalam kandungan telah lahir.
Ditemukan bahwa mikrobioma dari induk bisa diturunkan.
Peneliti melakukan penelitian terhadap tikus ini selama 5 bulan dengan terus melihat perkembangannya.
Diketahui pula bahwa tikus yang memiliki mikrobioma yang terkontaminasi antibiotik memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kolitis.
Yaitu sejenis penyakit inflamasi usus.
(BACA: Tak Hanya Jus Tomat, Ini 5 Minuman yang Bisa Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Kamu)
Penelitian sebelumnya juga telah dilakukan pada manusia.
Yang telah menghubungkan eksposur antibiotik dengan risiko penyakit usus yang tinggi.
Yang diperkirakan telah mempengaruhi sekitar 1,3 juta orang Amerika.
Temuan penelitian baru juga menambah bukti bahwa antibiotik berlebihan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan.
Bahkan di luar resistensi antibiotik tersebut.
Hal ini perlu menjadi perhatian, terutama bagi para ibu hamil dan remaja putri.
Konsumsi antibiotik mereka yang dapat pengaruhi mikrobioma.
Ditakutkan bisa menurun ke generasi berikutnya. (*)