Ismiati baru mengetahui keberadaan sang suami setelah dihubungi polisi, Jumat (16/3/2018) pagi.
Saat itu, polisi mengabarkan Syafii sudah berada di RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto.
“Pagi jam 9, saya ditelepon Polres Mojokerto, pakai HP suami saya mengabarkan Pak Syafii di rumah sakit. Saya langsung ke rumah sakit, sesampai di rumah sakit, tidak tahunya (suami) sudah di kamar mayat,” ungkapnya sambil menahan tangis.
4. Kematian yang tidak wajar
Masih menurut Ismiati, seluruh barang milik suaminya tidak ada yang hilang, mulai kacamata, uang, dompet, Kartu Tanda Penduduk (KTP) maupun sepeda motornya.
Ismiati berharap polisi secepatnya mengungkap penyebab kematian suaminya.
Dia yakin, suaminya tewas karena dibunuh.
“Yang membikin suami saya seperti itu supaya cepat ketemu. Kemungkinan meninggalnya suami saya ini ada yang tidak beres. Dibugili, tidak wajarlah pokoknya. Hasil visumnya saya juga belum tahu,” ungkapnya.
5. Sosok ayah yang perhatian
Anak tunggal almarhum Syafii, Adit (20), mengatakan, baginya, Syafii adalah sosok ayah yang istimewa.
“Beliau sangat gati (perhatian) sekali," ungkapnya.
Menurut Adit, mereka sekeluarga sudah ikhlas dengan kepergian Syafii.
"Tapi ini negara hukum, jadi saya pasrahkan saja kepada yang berwajib untuk mengungkap kasus ini,” harapnya.
Jenazah Syafii Has sudah langsung dikebumikan di makam Desa Jombok, Kesamben, Jombang, Jumat (16/3/2018) sekitar pukul 23.00 WIB setelah jenazah tiba di rumah duka setengah jam sebelumnya. (*)