Laporan Wartawan Grid.ID, Seto Aji N
Grid.ID - Amerika Serikat dan teroris, dua nama yang akan selalu bersinggungan hingga akhir zaman.
Tapi 'teroris' yang diburu oleh Amerika bukanlah berasal dari negara Timur Tengah.
Dikutip Grid.ID dari artikel terbitan Biography.com, Senin (19/3/18), orang itu bernama Geronimo.
Geronimo lahir pada bulan Juni 1829 di No-Doyohn Canyon, Meksiko.
Ia adalah seorang pimpinan Suku Indian Apache Bedonkohe.
(BACA : Ada Waria di Balik Kematian Wakil Ketua DPC PPP, Istri: Suami Saya Tidak Ada Bandingannya)
Namanya mulai 'menganggu' pemerintah Amerika Serikat ketika ia mengadakan perlawanan kepada negara Paman Sam itu.
Awalnya Geronimo ialah orang biasa di Suku Indian Chiricahua, Bedonkohe.
Ia kemudian menikah dengan seorang perempuan bernama Alope.
Dari pernikahannya ia dikaruniai 3 orang anak.
Kemudian petaka terjadi saat Geronimo melakukan perjalanan perdagangan, tentara Meksiko menyerang kampungnya.
(BACA : Demi Penuhi Keinginan Kakeknya, Wanita 25 Tahun Rela 'Menikah' Tanpa Pengantin Pria )
Gara-gara penyerangan itu ibu, istri dan ketiga anak Geronimo tewas.
Kehilangan orang-orang yang disayangi, Geronimo berubah.
Ia kemudian mengumpulkan 200 orang lelaki dari sukunya dan melakukan penyerangan kepada tentara Meksiko.
Namun pada tahun 1850, musuh Geronimo berganti.
Setelah berakhirnya perang Meksiko-Amerika pada tahun 1848, A.S. mengambil alih wilayah-wilayah yang luas dari Meksiko, termasuk wilayah-wilayah milik Suku Apache.
(BACA : 8 Produk Berteknologi Tinggi Buatan Indonesia, Bahkan Sampai Dibeli oleh Negara Lain)
Terjadilah perseteruan antara tentara Amerika dan Suku Indian Apache, termasuk Suku Bedonkohe pimpinan Geronimo.
Namun terjadi perdamaian antara kedua belah pihak.
Setelah mertua Geronimo bernama Cochise meninggal (ia adalah pimpinan semua Suku Indian Meksiko), pemerintah federal Amerika kembali mengobarkan peperangan.
Tentara Amerika bahkan memburu dan membunuhi setiap anggota Suku Indian.
Tindakan ini akhirnya membuat Geronimo semakin marah dan melanjutkan perlawanan hingga akhirnya sukunya kalah dan ia melarikan diri bersama sedikit pengikutnya.
Dengan pengikut setianya yang berjumlah sedikit ini, terkadang Geronimo melakukan sabotase kepada Pemerintah Amerika saat itu.
(BACA : Jangan Remehkan Keimutan Panda, Tubuhnya Bisa Menetralisir Racun Sianida)
Pemerintah Amerika Serikat lantas melabeli Geronimo sebagai 'teroris' karena aksinya tersebut.
Hingga 5.000 pasukan Angkatan Darat AS berusaha untuk menangkapnya, hidup atau mati.
Walaupun bagi orang Indian ia dijuluki sebagai Ksatria dan pemimpin.
Hingga akhirnya, pada musim panas 1886, dia menyerah kepada pemerintah federal.
Selanjutnya Geronimo dan kelompoknya menghabiskan 27 tahun sebagai pesakitan di penjara Florida, Alabama hingga akhirnya meninggal pada 17 Februari 1909 di penjara Fort Sill.
Nama 'Geronimo' pun dijadikan sandi operasi militer US Navy Seals dalam penggerebekan gembong teroris Al Qaeda, Osama Bin Laden di Pakistan Mei 2011 yang lalu.(*)