Pada tahun 2009, Ngeow mengunjungi seorang teman dekatnya yang tinggal di Pulau Gili.
Selama tinggal di sana, ia menemukan bahwa hanya ada satu taman kanak-kanak yang dikelola pemerintahan.
TK itu melayani 100 anak-anak di Gili Trawangan.
Pada tahun 2011, akhirnya Ngeow memutuskan beralih dari periklanan ke pendidikan anak usia dini.
Dua tahun kemudian, Ngeow bersama temannya Isrina dan Gili Eco Trust Delphine Robbe menandatangani kesepakatan untuk mendirikan Gili Bumblebee Montessori di Gili Trawangan.
Trio itu membeli sebidang tanah di Pulau Gili Trawangan dan menginvestasikan sejumlah uang tambahan untuk membeli perabotan, alat tulis dan bahan pendidikan untuk taman kanak-kanak.
Gili Bumblebee Montessori didirikan dalam enam bulan dengan 12 siswa pertama yang terdaftar.
Kelas itu diselenggarakan dalam bahasa Inggris.
Mereka lebih fokus pada pembelajaran untuk berinteraksi sosial dan lebih fokus pada lingkungan.
Anak-anak yang lebih tua belajar tentang masalah lingkungan, pengelolaan sampah dan bagaimana cara menanam serta memasak makanan mereka sendiri.
(BACA: Mengagumkan, 7 Wanita Hebat yang Pecahkan Rekor Dunia)
Dalam rentan waktu lima tahun, sekolah ini telah memiliki lima guru dan 25 siswa.
Taman Kanak-kanak ini sekarang menawarkan kelas gratis bagi penduduk lokal yang tinggal di pulau ini.
Kelas ini diadakan setiap hari sabtu dimana mereka belajar bahasa Indonesia.
Selain itu, mereka juga diajarkan tentang kesadaran lingkungan dan pengetahuan tentang dunia.
Semua ini diajarkan melalui kegiatan langsung.
Hal ini ditujukan untuk menginspirasi para siswa agar memiliki kemauan untuk belajar lebih banyak lagi.
Kegiatan ini mendapatkan tanggapan yang positif bagi siswa lokal.
Ngeow mengaku merasa senang telah bisa menumbuhkan semangat pada diri orang lain untuk berani bermimpi.(*)