Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Kabar tewasnya tujuh penumpang Daihatsu Sigra dengan nopol B 1778 FZI menyisakan luka mendalam bagi Firmansyah (49).
Pasalnya kesemua korban tewas merupakan sanak saudaranya, yakni Watinah (50), Santi (30), Bahrudin (51) pengemudi mobil, Yanto (50), Syafrudin (49), Yanda (32), dan Didit (12).
Apalagi sebelum dikabarkan tewas, ketujuh korban baru saja menjenguk Firmansyah yang sedang sakit.
"Habis dari rumah saya, nengokin saya. Bulan lalu juga mereka datang jenguk saya. Sekalian silaturahmi, mendoakan biar saya cepat sembuh," ujar Firmansyah, seperti yang dikutip dari Tribun Jakarta.
Baca Juga: Termasuk Sering Merasa Kedinginan, Waspadai 8 Gejala Awal Gagal Ginjal yang Jarang Diperhatikan!
Firmansyah sendiri mendapatkan kabar ini awalnya lewat unggahan salah satu akun Facebook tentang informasi kecelakaan.
Mendapati foto KTP kakaknya diunggah sebagai salah satu korban kecelakaan, Firmansyah bergegas menghubungi seluruh sanak saudaranya yang ada di mobil, namun nihil.
"Di situ ada foto KTP kakak saya, langsung saya telpon semua yang ada di mobil. Tapi enggak ada yang angkat telepon, waktu itu saya belum tahu keadaannya," tuturnya.
Namun karena tak kunjung mendapat respon, akhirnya dia meminta istrinya pergi ke RSUD Bekasi tempat jenazah dievakuasi.
Sempat Ada Gelagat Aneh
Sebelum kepergian sanak saudaranya, Firmansyah mengaku sempat melihat gelagat aneh dari sang kakak, Martinah (50) dan Bahrudin (51).
Saat itu, dikatakan Firmansyah, Martinah dan Bahrudin terlihat gusar dan selalu mengajak pulang.
Firmansyah pun sempat mencegah saudara-saudaranya agar tidak buru-buru pulang karena jalanan akan ramai di malam Minggu.
"Sudah saya tahan, enggak boleh pulang karena di sana (Jalan) ramai kalau malam Minggu. Cuman ya memang ingin pulang, enggak bisa ditahan," kata Firmansyah.
Hal ini pun tentu dirasa aneh oleh Firmansyah lantaran tak seperti kunjungan-kunjungan mereka sebelumnya yang bisa lama.
"Martinah mondar-mandir di rumah dan ingin cepat pulang, Bahrudin juga mengajak untuk cepat pulang. Kalau yang lain masih belum mau pulang, waktu itu belum hujan," ujarnya.
Kronologi Kejadian
Seperti diberitakan Wartakotalive.com sebelumnya, kecelakaan yang melibatkan satu kendaraan mobil Daihatsu Sigra dan KA Argo Parahyangan ini terjadi pada Sabtu (21/12/2019) malam.
Diceritakan Jumani (50), warga setempat yang juga biasa membantu menjaga perlintasan sebidang itu, mobil Daihatsu Sigra itu datang dari arah Wanasari (utara) menuju ke arah Pasar Induk Cibitung (selatan).
Saat itu, ada dua kereta api yang akan melintas sehingga alarm peringatan di perlintasan berbunyi cukup lama.
"Pas kereta pertama dari arah barat ke timur masih aman, cuma waktu itu ada dua kereta yang masuk dan petugas sudah memberi aba-aba," kata Jumani.
Namun posisi palang saat itu sudah tidak menutup sempurna karena mobil Daihatsu Sigra itu sudah setengahnya masuk.
Kemudian saat jeda bunyi alarm menjelang kedatangan kereta kedua, KA Argo Parahyangan KA 69F, itu si pengemudi mobil menerobos masuk ke tengah perlintasan.
Namun nahas, tiba-tiba mesin mobil yang ditumpangi satu keluarga itu mati mendadak hingga akhirnya disambar KA Argo Parahyangan yang hanya berjarak 10 meter.
Badan mobil berwarna biru itu pun terhantam dan terseret sejauh 5 meter.
"Mobil itu mungkin ngikut kepancing motor. Kalau enggak salah, mobil berhenti kaya mati di tengah. Sudah enggak jalan langsung ketabrak kereta," ujar Jumani.
Enam korban terpental keluar dari mobil, dan satu lainnya, yakni si pengemudi masih berada di dalam kendaraan.
"Kondisi badan mobil mengalami rusak parah, ketujuh korban yang merupakan satu kelurga langsung dievakuasi ke RSUD Kabupaten Bekasi," tutur Jumani.
Enam korban meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara satu lainnya dalam kondisi sekarat, namun meninggal saat berada di RSUD Kabupaten Bekasi.
(*)