Dalam bidang keredaksian dan kewartawanan, Usmar Ismail pernah menjadi pendiri dan redaktur Patriot, redaktur majalah Arena, bahkan ia pernah menjabat sebagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia.
Film "Harta Karun" menjembatani Usmar Ismail dalam memulai debutnya sebagai seorang sutradara.
Ia dikenal secara luas bahkan hingga ke kancah internasional setelah menyutradarai film berjudul "Pedjuang" pada tahun 1961.
Film tersebut mendokumentasikan kemerdekaan Indonesia dari Belanda.
Film ini ditayangkan dalam Festival Film Internasional Moskwa kedua dan menjadi karya anak bangsa pertama yang diputar dalam festival film internasional.
Selain sukses sebagai sutradara, Usmar Ismail juga dikenal sebagai pencetak bintang.
Nurnaningsih dan Indriati Iskak adalah dua contoh orang yang karirnya melejit berkat Usmar Ismail.
Berbagai penghargaan juga berhasil diraih oleh sutradara handal ini.
Pada tahun 1962, Usmar Ismail berhasil meraih penghargaan Piagam Wijayakusuma dari Presiden Soekarno.
Ia juga berhasil menyabet penghargaan Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia yang ia dapatkan di tahun 1969.
Usmar Ismail meninggal pada 2 Januari 1971 pada usia 49 tahun karena menderita penyakit stroke.
Pasca meninggalnya, ia diangkat menjadi Warga Teladan DKI dan namanya diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta yaitu Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.
Selain itu, sebuah ruang konser di Jakarta yang merupakan sebuah tempat pertunjukan opera, musik, dan teater juga dinamai dengan Usmar Ismail sebagai penghargaan atas dedikasinya di bidang perfilman. (*)