Laporan Wartawan Grid.ID, Nesiana Yuko Argina
Grid.ID - Pemeran dan kru film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) melangsungkan gala premier sekaligus meet and greet di Solo Paragon Mall pada Selasa (24/12/2019).
Film garapan Angga Dwimas Sasongko ini akan tayang perdana pada awal tahun depan, tepatnya pada 2 Januari 2019.
Dalam pemutaran perdana di Solo Paragon XXI dihadiri langsung oleh sutradara Angga Dwimas Sasongko, penulis buku NKCTHI Marchella FP dan para pemain.
Yakni Rio Dewanto yang berperan sebagai Angkasa, Sheila Dara sebagai Aurora, Rachel Amanda sebagai Awan, dan Ardhito Pramono sebagai Kale.
Sebelum penayangan film, para pemeran dan sutradara akan meramaikan acara meet and greet yang dimeriahkan oleh para pengunjung dan penonton yang tak sabar melihat adaptasi layar lebar dari salah satu karya terkenal Marchella FP.
Antusiasme masyarakat Solo terlihat dari para pembeli tiket yang langsung menyerbu dalam hitungan menit.
Baca Juga: Segera Rilis Awal Januari 2020, Film NKCTHI Buat Penggemar Enggak Sabar Pengin Nonton!
"Saya senang sekali melihat semangat teman-teman di Solo karena tiket gala premier di sana langsung sold out dalam hitungan menit," ujar Angga, sang sutradara.
Selain para pemain NKCTHI, sesi meet and greet juga dihadiri para pemain film Generasi 90-an: Melankolia yakni Ari Irham, Taskya Namya, dan Jennifer Coppen.
Film karya Visinema lainnya ini rencananya tayang pada bulan April 2020.
Baca Juga: Ingin Jadi Arsitek, Wafda Saifan Wujudkan Cita-citanya Melalui NKCTHI The Series
Selain di Solo, gala premier NKCTHI juga diadakan di beberapa kota, di antaranya Semarang (25/12), Tegal (26/12, Cirebon (27/12), Bandung (28/12) dan Bekasi (29/12).
Tiket gala premier terdekat untuk menonton film NKCTHI di Semarang juga sudah ludes terjual.
Film ini diangkat dari buku karya Marchella FP yang versi aslinya berisi pesan-pesan pandek.
Baca Juga: Rachel Amanda Berhasil Yakinkan Ardhito Pramono Agar Percaya Diri Berakting di NKCTHI
Buku tersebut berisi kumpulan tulisan yang mencerminkan pengalaman pribadi seseorang yang sederhana, namun unik dan memikat.
Pesan dalam buku itu diracik hingga menjadi sebuah cerita utuh mengenai kisah sebuah keluarga yang menyimpan sebuah rahasia.
Film ini akan tayang serentak di bioskop Indonesia pada 2 Januari 2020.
NKCTH menjadi produksi ke-13 dari Visinema Pictures yang dibintangi Rio Dewanto, Rachel Amanda, Sheila Dara, Donny Damara, Susan Bachtiar, Chicco Jerikho, Oka Antara, Niken Anjani, Agla Artalidia, Umay Shahab, Muhammad Adhiyat, Sinyo, Nayla Denny Purnama, Alleyra Fakhira Kurniawan, dan Syaqila Afiffah Putri serta musis Ardhito Pramono.
Sinopsis
Setiap keluarga punya rahasia. Angkasa (Rio), Aurora (Sheila) dan Awan (Amanda) adalah kakak beradik yang hidup dalam keluarga yang tampak bahagia.
Setelah mengalami kegagalan besar pertamanya, Awan berkenalan dengan Kale.
Seorang pria eksentrik yang memberikan Awan pengalaman hidup baru, tentang patah, bangun, jatuh, tumbuh, hilang, dan semua ketakutan manusia pada umumnya.
Perubahan sikap Awan mendapat tekanan dari kedua orang tuanya.
Hal tersebut mendorong pemberontakan ketiga kakak beradik ini yang menyebabkan terungkapnya rahasia dan trauma besar dalam keluarga mereka.
NKCTHI jadi drama bertema keluarga kedua garapan rumah produksi milik Angga Dwimas Sasongko, Visinema Pictures. Angga mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 2008 silam.
Hingga kini, Visinema Pictures telah memproduksi 12 film layar lebar.
Seperti Cahaya Dari Timur Beta Maluku, Filosofi Kopi, Surat Dari Praha, Bukaan 8, Filosofi Kopi 2: Ben & Jodi, Love for Sale, Keluarga Cemara, Terlalu Tampan, Mantan Manten, Bridezilla, Eggnoid, dan Love for Sale 2.
Untuk film Keluarga Cemara sendiri merupakan film keluarga Indonesia pertama yang meraih 1,7 juta penonton di awal tahun 2019.
Film-film produksi Visinema Pictures mempunyai visi progresif untuk menambah perspektif dalam melihat berbagai sisi kehidupan masyarakat di Indonesia.
Tak hanya itu, kualitas film yang dihadirkan Visinema juga berlandaskan pada keintiman pengalaman menonton setiap orang dan menjadikan sinema sebagai representasi seni dan kekayaan intelektual Indonesia.
(*)