Laporan Wartawan Grid.ID, Seto Aji N
Grid.ID - Sudah buka Google belum hari ini?
Akan ada sebuah doodle/gambar di tulisan Google yang tak biasa nih.
Dikutip Grid.ID dari Google Doodle, Selasa (20/3/18), dalam doodle itu terlihat seseorang sedang merekam video dengan alat syuting model kuno.
Sedangkan obyek yang di bidik ialah tiga orang wanita berpakaian retro.
Ya, Google rupanya membuat doodle hari ini dari sosok yang berjasa bagi dunia perfilman Indonesia.
Dia adalah Usmar Ismail, Bapak Film Nasional Indonesia.
Usmar Ismail lahir di Bukittinggi, 20 Maret 1921.
Selain dikenal sebagai sutradara, Usmar Ismail juga dikenal sebagai sastrawan.
Usmar Ismail dikenal sebagai pelopor perfilman di Indonesia.
Usmar Ismail juga merupakan pelopor seni dan orang di balik penciptaan Akademi Teater Nasional di Indonesia.
Ternyata Usmar Ismail juga seorang pejuang, tentara dalam menghadapi agresi militer Belanda.
(BACA : Dua Tempat Duduk yang Perlu Dihindari Jika Ingin Nyaman Sepanjang Penerbangan)
Dari sinilah film-filmnya banyak bertema perjuangan.
Seperti film yang berjudul Darah dan Doa.
Darah dan Doa merupakan film pertama yang diproduksi oleh Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini) dan hari pertama syuting pada 30 Maret 1950 dijadikan sebagai hari film nasional.
Ada pula film karyanya berjudul Enam Djam di Djogja (1951) yang berkisah tentang 'Serangan Oemoem 1 Maret 1949' yang juga diproduksi oleh Perfini.
Serta masih banyak film bertema perang macam Pedjuang (1960), Toha, Pahlawan Bandung Selatan (1961) dan Anak-anak Revolusi (1964).
Hingga yang paling fenomenal tentunya, Tiga Dara (1956).
(BACA : Pilot Ukraina yang Dituduh Menembak Jatuh Pesawat MH17 Bunuh Diri)
Bahkan film Tiga Dara kembali ditayangkan di bioskop pada 2016 yang lalu setelah menjalani restorasi.
Dalam hidupnya, Usmar Ismail sudah menyutradarai sebanyak 25 macam film.
Film terakhirnya berjudul Ananda (1970).
Tahun berikutnya setelah menggarap film Ananda, Usmar Ismail wafat tanggal 2 Januari 1971 pada usia 49 tahun.
Untuk mengenang jasanya, nama Usmar Ismail diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta, yakni Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.
Ada juga Usmar Ismail Hall sebagai tempat digelarnya pertunjukan opera, musik, dan teater.(*)