Mereka berdua dipenjara karena penyimpangan keyakinan.
St.Hyacinth dipenjara di Bavaria (Jerman) dan St.Clemens di Roma, Italia.
Bukan hanya dipenjara, St.Hyacinth dan St.Clemens juga menerima berbagai siksaan.
Hingga keduanya menemui ajal.
Yang meninggal pertama kali ialah St.Clemens pada 95 Masehi setelah menerima hukuman pemenggalan kepala.
Sedangkan St.Hyacinth meninggal pada usia 12 tahun, 108 Masehi karena kelaparan.
Mayat keduanya lantas disimpan di dalam gereja Furstenfeld.
Didandani dengan pakaian bertahtakan emas dan berlian di sekujur tubuhnya.
(BACA: Menunggu Jenazah, Dua Wanita ini Malah Nekat Memakan Bagian Tubuh Mayat)
Kemudian dimasukkan ke dalam peti kaca agar orang yang datang dapat melihatnya.
Dalam keadaan mati mewah, kedua mayat itu seakan berbaring, menunggu datangnya orang untuk melihat mereka.
Gereja Furstenfeld membuka pintu bagi wisatawan yang ingin melihat mayat termewah itu.
Cukup membayar tiga euro atau setara Rp 35 ribu, maka kita dipersilakan melihatnya. (*)