Grid.ID - Kecelakaan maut menimpa bus Sriwijaya saat melintasi kawasan Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan pada Senin (23/12/2019) tengah malam.
Bus Sriwijaya yang terjun ke jurang itu menewaskan puluhan korban dari Bengkulu menuju Palembang.
Salah satu kakak korban kecelakaan bus Sriwijaya pun mengenang candaan terakhir sang adik yang janji akan menghadiri pernikahan anaknya.
Imron (58) menjadi salah satu dari 26 korban tewas Bus Sriwijaya Express Pratama.
Rencananya, Imron hendak pulang kampung untuk menghadiri pernikahan keponakannya.
Pasalnya, sudah tiga tahun lamanya Imron tak pulang kampung.
Hal itu diungkapkan oleh kakak Imron, yaitu Masturoh (63).
Kakak perempuan Imron yang tinggal di belakang Puskesmas Indralaya itu menutuskan kediamannya tengah bersiap-siap untuk sebuah hajatan.
Pesta pernikahan anak Masturoh, Melisa pada Rabu 25 Desember 2019 rencananya bakal dihadiri Imron.
Hal tersebut seperti penuturan Masturoh, seperti yang dilansir Grid.ID dari laman Tribun Jakarta.com, pada Rabu (25/12/2019).
"Terakhir 3 tahun lalu dia pulang ke sini, tetapi setelah itu belum balik lagi ke sini," ujar Masturoh.
Sebelumnya, Imron sempat meneponnya dan membri tahu akan menghadiri acara pernikahan anaknya bersama dengan Yulia, sang istri.
Bahkan, saat di perjalanan, Imron kembali menghubunginya untuk memberitahu kalau ia dan sang istri sudah dalam perjalanan pulang ke kampung halaman.
Tak hanya itu, Masturoh juga menuturkan bahwasanya Imron pernah berkelakar atau bercanda sebelum dikabarkan menjadi korban tewas dalam kecelakaan bus Sriwijaya.
"Dia sempat bekelakar (bercanda), kalu dak sampai aku ke sano, la lupo aku jalan (kalau tak sampai aku ke sana, sudah lupa aku jalan)," jelas Masturoh.
Imron juga meminta untuk dijemput di kawasan Timbangan Indralaya, pada Selasa pagi hari (24/12/2019).
Hingga pukul 10.00 WIB, keluarga Masturoh mendapat kabar bus yang ditumpangi adiknya mengalami kecelakaan dan Imron dinyatakan meninggal dunia.
"Jujur masih tak percaya, enggak tau kenapa. Saya masih tak percaya kalau dia meninggal," jelas Masturoh.
Seperti yang diwartakan Kompas.com, sebuah mobil berjenis Mitsubishi Fuso dengan nomor polisi BD 7031 AU mengalami kecelakaan, pada Senin (23/12/2019) pukul 23.00 WIB.
Supir bus yang diketahui bernama Very turut menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan nahas tersebut.
"Sopir bus tersebut atas nama Fery dan ditemukan meninggal," kata pegawai Humas Kantor SAR Palembang Dayu Willy, melalui pesan singkat, seperti dilansir dari laman kompas.com, pada Rabu (25/12/2019).
Baca Juga: Karena Mengantuk Seorang Wanita Alami Kecelakaan di Margonda hingga Kepala Putus
Kapolres Pagaralam AKBP Dolly Gumara mengatakan, bus dengan pelat nomor BD 6031AU tersebut awalnya berangkat dari Bengkulu dengan membawa sebanyak 27 penumpang.
Namun di tengah jalan menuju Palembang, Fery sebagai sopir bus diduga mengangkut penumpang lain hingga berjumlah 40 penumpang.
Banyaknya penumpang gelap membuat proses identifikasi terhambat.
Kepala Sub Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Palembang Benteng Telau mengatakan, dari 40 penumpang, hanya 13 orang yang selamat, 27 penumpang lainnya meninggal dunia.
Sementara itu, 25 dari 27 jenazah korban tewas dalam insiden ini sudah teridentifikasi.
"Kita masih terus melakukan pengecekan lokasi di sekitar TKP dan tempat mobil terjatuh. Hampir rata-rata korban terkurung di dalam bus. Sebagian juga ada sudah keluar bus, sehingga kita juga menyisir sungai," kata Benteng, Selasa (24/12/2019).
Selain itu proses evakuasi bangkai bus juga mengalami kendala lantaran berada di kedalaman.
"Sebelum jatuh ke jurang, bus ini terlebih dahulu menabrak tembok penahan Liku Lematang dan jatuh ke bawah aliran Sungai Lematang dengan ketinggian kurang lebih 80 meter," kata Kapolres Pagar Alam, AKBP Dolly Gumara, melalui Kasat Lantas, Iptu Rizky Mozam.
"Evakuasi sedikit sulit karena separuh badan bus berada dalam aliran sungai. Jadi petugas harus menyelam untuk bisa mengambil korban," imbuhnya. (*)