Hasilnya, calon bayi yang dikandungnya mengalami kelainan kromosom yang berefek menjadi ke down syndrome.
"Tanpa basa-basi dia (dokter) langsung, 'Oke tes darah kamu baik dan hasilnya anak kamu kemungkinan besar 90 persen punya trisomi 21, kromosomnya berarti ada ekstra satu'," kata Sara.
Mendengar penjelasan sang dokter, Sara mengaku sedih.
Kesedihan yang dirasakannya bukan karena kondisi sang buah hati, melainkan kekhawatiran atas pandangan masyarakat.
"Saya sedihnya, bukan karena saya punya anak dengan down syndrome,"
"Saya nangisnya karena saya khawatir dunia bakal bagaimana buat dia, karena saya mengerti anak seperti dia bukan salahnya dia lahir seperti itu dan itu bukan hal yang buruk," ungkap Sara.