Sedangkan, metode deteksi dini pada kanker ovarium masih terbilang sulit, bahkan bisa dibilang tidak ada.
Karenanya, mengetahui faktor risiko serta gejala yang umum dijumpai pada kanker ovarium perlu dicermati.
Dikutip dari situs Ikatan dokter Indonesia (IDI), mereka yang tidak pernah hamil, memiliki mutasi genetik yang diturunkan seperti Breast Cancer Gene 1 dan 2 (BRCA1 serta BRCA2), memiliki riwayat kanker ovarium di keluarga, serta pernah mengalami kanker payudara atau kanker kolorektal, berisiko untuk kanker ovarium.
Hubungan kanker payudara dan ovarium ini terkait dengan hormon.
Sedangkan, kanker ovarium itu sendiri terkait dengan ovulasi.
(BACA : Dua Tempat Duduk yang Perlu Dihindari Jika Ingin Nyaman Sepanjang Penerbangan)
Itu sebabnya, saat seorang perempuan hamil, mereka tidak mengalami ovulasi.
Begitu juga ketika menggunakan pil kontrasepsi (pil KB), ovulasi tidak terjadi sehingga risiko kanker ovarium menurun.
Selain hamil dan mengonsumsi pil kontrasepsi, mengikat saluran tuba, mengangkat ovarium pada yang berisiko, dan melakukan pola makan rendah lemak menjadi faktor penurun risiko kanker ovarium.
(Artikel ini pernah tayang di Nakita dengan judul : "Menurunkan Risiko Kanker Ovarium Bisa dengan Melakukan Hal Ini")