Tepatnya mereka disandera di desa Mapenduma.
Permintaan OPM untuk menebus sandera ialah kemerdekaan penuh untuk Iria Jaya.
OPM menginginkan Irian untuk lepas dari pangkuan Ibu Pertiwi.
( BACA JUGA: Umroh, Syahrini Dikatakan Mendapat Tiket Gratis dan Paket Umroh dari First Travel Senilai 1M )
Kodim Jayawijaya kemudian melaporkan kejadian ini ke pusat.
Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus langsung diberi perintah untuk menggelar aksi militer pembebasan sandera.
Karena wilayah operasi yang dipenuhi hutan lebat dan tebing curam, serta pihak OPM yang mengenal betul medan, maka menyulitkan TNI untuk menentukan posisi para tawanan dan OPM.
( BACA JUGA: Kece Badai, Ayu Ting Ting Kembali Ubah Gaya Rambut, Cocok Nggak? )
TNI kemudian memanfaatkan tawaran dari Angkatan Bersenjata Singapura.
Singapura berbaik hati meminjamkan sebuah pesawat Nirawak (UAV) bernama 'Mazlat Scout' atau lebih terkenal dengan nama 'Searcher' buatan Israel Aerospace Industries (IAI).
Israel memang sudah kondang namanya dalam hal pembuatan UAV.
Memang pada saat itu TNI belum mempunyai pesawat Nirawak sejenis Searcher dalam inventori alutsistanya.