Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID – Sebuah retakan besar yang dalam terjadi di Narok County, Kenya.
Retakan raksasa tersebut memiliki kedalaman sekitar 15 meter dan lebar sejauh 20 meter.
Dilansir Grid.ID dari artikel terbitan Indy100 pada 21 Maret 2018, Otoritas Jalan Nasional Kenya mengatakan retakan itu terjadi di Jalan Mai Mahiu.
Menurut ahli geologi David Adede, retakan tersebut menyebabkan sebagian jalan runtuh.
Hal ini membahayakan pengemudi dan bisa menyebabkan kemacetan lalu lintas.
( BACA JUGA: Tenyata Begini Arti Tanda Jam di Aplikasi WhatsApp, Sudah Tahu Belum? )
Bird’s-eye view of Mai Mahiu - Suswa road after a fault line split it into two again. #NTVNews pic.twitter.com/enUXs10x9K
— NTV News (@NTVnewsroom) 19 Maret 2018
Sebelumnya ada daerah lain yang juga memiliki retakan tanah yang dalam.
Daerah itu disebut The Great Rift Valley.
The Great Rift Valley adalah dataran rendah berbentuk linear di benua Afrika.
Lembah ini terletak di antara beberapa dataran tinggi atau pegunungan.
( BACA JUGA: Jangan Remehkan, Ini Bahaya yang Mengintai Saat Kamu Jarang Mencuci Seprai )
Jika dilihat dari satelit, lembah ini seperti membelah benua Afrika menjadi dua.
Retakan yang terjadi di Kenya diduga merupakan perpecahan lembah The Great Rift.
Para ilmuwan menyatakan bahwa retakan di Narok County, Kenya hanyalah satu dari ratusan titik rentan di sekitar Great Rift Valley.
Retakan ini mengindikasikan lempeng Somali yang bergerak menjauh dari lempeng lainnya dengan laju 2,5 cm.
( BACA JUGA: Bastian Steel Buka-bukaan Soal Hubunganya Dengan Chelsea Islan, Pernah Pacaran Satu Tahun? )
Sebelumnya, sebuah banjir terjadi di daerah tersebut, lubang besar menganga dan membuat air masuk ke dalamnya.
David mengatakan setelah peristiwa itu maka akan terjadi lebih banyak retakan di tanah.
Ia menyarankan agar par ahli melakukan penelitian yang komprehensif terhadap fenomena-fenomena keretakan tanah ini.
Tujuannya agar pemerintah dan masyarakat tahu di mana saja lokasi yang aman untuk mendirikan bangunan tempat tinggal.
( BACA JUGA: Kenakan Ruffle Skirt, Cinta Laura Tampil Cantik dengan Gaya Feminin Rock )
Dikutip dari IFLScience, benua Afrika telah terpecah menjadi lempeng tektonik Somalia dan Nubia.
Kedua lempeng ini saling menjauh satu sama lain.
Lempeng Nubia dan lempeng Somalia terpisah sejauh beberapa milimeter setiap tahun.
Sementara itu, lempeng Arab juga bergerak menjauh.
( BACA JUGA: Mulai Fokus ke Dunia Akting, Sooyoung Bakal Lakoni Tokoh Utama di Film Korea-Jepang! )
Hasilnya adalah adanya jaringan persambungan tiga persimpangan di wilayah Afar berbentuk seperti huruf Y.
Zona keretakan aktif ini memiliki tingkat penyebaran rata-rata yang sangat lambat beberapa milimeter per tahun.
Ini artinya sekitar 10 juta tahun dari sekarang, sebuah laut baru akan muncul karena adanya robekan di Afrika Timur.
Ilmuwan berpendapat fenomena geologi ini mungkin akan membuat benua Afrika terpecah jadi dua.
( BACA JUGA: Perutnya Makin Buncit, Ini Gaya Bumil Mytha Lestari dengan Oversized Jaket Jins yang Super Stylish! )
Empat negara yang berada di Tanduk Afrika (Horn of Africa) seperti Somalia, setengah dari Ethiopia, Kenya dan Tanzania diperkirakan akan terpisah dari Afrika.
Keempat negara tersebut diperkirakan akan membentuk benua baru.
Ada beberapa hipotesis yang disebut-sebut menjadi penyebab pemisahan lempang benua Afrika.
Namun penyebab yang paling populer adalah dikarenakan adanya 'superplume'.
( BACA JUGA: Rahasia Rutinitas Perawatan Kecantikan Rumahan ala Jesica Alba, Kepoin yuk! )
'Superlume' adalah bagian raksasa mantel bumi yang membawa panas dari dekat inti hingga ke kerak bumi.
Proses menjauhnya kedua lempeng Afrika ini dimulai sekitar 25 juta tahun yang lalu. (*)