Grid.ID - Pengguna Facebook dari sekarang harus mulai waspada dan berhati-hati.
Sebab, baru saja sebuah isu menggemparkan muncul di permukaan.
Isu tersebut tak lain mengenai bocornya 50 juta akun Facebook di tahun 2016 pada saat kampanye Presiden Donald Trump.
Perusahaan Cambridge Analytica menjadi promotor atas tindakan pembobolan akun untuk mendukung kemenangan Donald Trump.
Cuitan mantan salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton pun dirasa menjadi pemicu kegagalan Facebook.
(BACA : Happy World Water Day! Yuk Intip Tema dan Perayaan Hari Air Sedunia Untuk Tahun 2018 di Indonesia)
Acton menyerukan kepada netizen untuk segera #deletefacebook yang mana membuat geger media sosial belum lama ini.
Untuk meredam isu, Mark Zuckerberg selaku pendiri Facebook pun mengeluarkan pernyataannya.
Dikutip dari laman phoenarena dan NBC News, Zuckerberg mengaku jika Facebook telah melakukan kesalahan fatal dan berjanji untuk tidak bermain-main lagi dengan data pribadi pengguna.
Untuk itu, perusahaannya akan menempuh 3 cara untuk menanggulangi dan mencegah isu serupa.
Pertama, Facebook akan melakukan investigasi dan memeriksa data pengguna di tahun 2014.
(BACA : Siapa Bilang Enggak Boleh Ngemil di Malam Hari? Boleh kok, Asal..)
Kedua, membatasi info yang berkaitan dengan nama pengguna, email dan gambar profil.
Ketiga, Facebook akan menciptakan aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk mengakses data secara privat agar aplikasi lain tak mudah mencuri info pribadi.
Terlepas dari semua isu yang beredar, setidaknya langkah yang diambil Facebook ini patut diapresiasi.(*)
(Artikel ini pernah tayang di Nextren dengan judul : "Begini Tanggapan Mark Zuckerberg Atas Seruan #deletefacebook")