Grid.ID - Penyakit jantung memang cenderung dialami oleh orang-orang berusia di atas 44 tahun.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada tahun 2013, orang-orang yang terkena penyakit jantung koroner mencapai angka 12,1% dari populasi di Indonesia.
Dan yang mengejutkannya lagi, penyakit ini semakin banyak diderita oleh kelompok usia muda.
Sebanyak 39% orang yang berusia di bawah 44 tahun menderita penyakit ini.
Dan sebanyak 22% dari penderita jantung di usia muda itu ada di kisaran 15-35 tahun.
(BACA: Dari Masalah Jantung Hingga Kanker, Inilah Deretan Akibat dari Kekurangan Vitamin K, Apa Saja sih?)
Jadi, mari kita bedah lebih dalam tentang bagaimana serangan jantung bisa terjadi dan penyebabnya.
Jantung memiliki beberapa jenis pembuluh, di antaranya yang paling penting adalah arteri koroner.
Di arteri ini terdapat sirkulasi darah kaya oksigen ke semua organ dalam tubuh, termasuk jantung.
Kalau arteri ini sampai tersumbat atau menyempit, aliran darah ke jantung bisa turun secara signifikan atau malah berhenti sama sekali.
Hal inilah yang bisa menyebabkan terjadinya serangan jantung.
Beberapa gejala yang muncul akibat serangan jantung antara lain:
Nyeri dada. Bagian ini biasanya terasa seperti ditekan atau diremas pada dada sebelah kiri.
Tidak nyaman di bagian tubuh atas. Merasakan sakit pada salah satu atau kedua lengan, punggung, bahu, leher, rahang, atau bagian atas perut (di atas pusar). Rasa tidak nyaman tersebut berlangsung lebih dari beberapa menit atau hilang dan kembali lagi. Kadang disertai dengan rasa gelisah dan detak jantung cepat.
Sesak napas. Biasanya jika ini terjadi maka tubuh akan mengeluarkan keringat dingin, kepala terasa pusing, dan tubuh terasa lemas.
(BACA: Terkesan Aneh, 4 Hal Ini Bisa Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung, yuk Kepoin!)
Gejala lain. Pada beberapa orang muncul gejala lainnya seperti batuk, mual, muntah sering terjadi pada wanita.
Apa penyebabnya?
Penyakit jantung koroner adalah penyebab tersering terjadinya serangan jantung.
Ada penumpukan plak yang terbentuk di arteri, kemudian plak itu akan robek dan terlepas.
Kalau robekan atau bongkahan plak yang terlepas ini cukup besar dan terbawa aliran darah ke arteri koroner, maka bisa menyebabkan sumbatan.
Arteri koroner membawa oksigen untuk otot-otot jantung.
Kalau sampai aliran ini tersumbat, oksigen tidak bisa mencapai otot jantung.
Otot jantung bisa mati bila dibiarkan lama tidak mendapat oksigen.
Spasme arteri koroner adalah penyebab lainnya.
Otot arteri koroner dapat mengalami penyempitan karena spasme.
(BACA: Orangtua Harus Baca nih, 7 Fakta Tentang Detak Jantung Pada Anak-anak, Normal Nggak ya?)
Kalau spasme semakin parah, aliran darah pun tersumbat sehingga otot jantung akan kekurangan oksigen.
Siapa saja yang berisiko terkena serangan jantung?
- Orang-orang dengan kondisi di bawah ini berisiko terkena serangan jantung.
- Kelebihan berat badan sangat tidak baik untuk kesehatan. Bahkan jika seseorang melakukan diet yang salah, misalnya, diet tinggi lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, dan sodium juga akan meningkatkan kolesterol.
- Kandungan yang terdapat pada rokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung.
- Umur. Risiko serangan jantung meningkat seiring bertambahnya usia. Pria berisiko tinggi mengalami serangan jantung setelah usia 45 tahun, dan wanita berisiko tinggi mengalami serangan jantung setelah usia 55 tahun.
- Faktor keturunan. Faktor yang sangat tinggi dari keluarga yang dapat meningkatkan serangan jantung.
- Memiliki tekanan darah tinggi. Tekanan darah normal adalah di bawah 120/80 mmHg tergantung usia. Memiliki tekanan darah tinggi akan merusak arteri dan mempercepat penumpukan plak.
- Faktor lain. Olahraga berlebihan, stres juga memicu terjadinya tekanan darah menjadi tinggi, dan penggunaan obat-obatan ilegal seperti amfetamin dan kokain.
Jadi sudah tahu kan bahwa serangan jantung itu bukan cuma mengintai orang-orang tua, tapi juga anak muda dengan pola hidup yang tak sehat maupun karena faktor keturunan. (*) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berbagai Penyebab Serangan Jantung di Usia Muda"