Find Us On Social Media :

Kisah Pilu Naila, Wanita yang Dibohongi Orang Tuanya untuk Bertunangan di Usia 8 Tahun

By Arif B Setyanto, Kamis, 22 Maret 2018 | 23:54 WIB

Naila yang ditunangkan oleh orang tuanya

Grid.ID - Naila Amin (28) mengalami pengalaman buruk di usianya yang masih belia.

Dia sudah ditunangkan oleh orang tuanya saat berumur 8 tahun.

Dia dibohongi orang tuanya untuk bertunangan saat dirinya menghadiri sebuah acara pertunangan.

Nah, acara pertunangan tersebut ternyata adalah pertunangan dirinya.

(BACA : Ternyata, Ayah Mendiang Wulan Maya Sari Tidak Restui Anaknya Nikah dengan Opick! )

Naila mengetahui itu ketika dirinya diledek oleh pemuda yang tinggal di rumahnya.

"Apakah amu tak tahu apa yang terjadi semalam? kamu menjadi bahan omongan dan menjalani sebuah pertunangan," kenang Naila dikutip Grid.ID dari The Sun , Kamis (22/3/2018).

Mengetahui hal tersebut, Naila kecil tercengang.

Dia bertanya-tanya, bagaimana orang tuanya bisa melakukan hal tersebut.

(BACA : Makam Istri Kedua Opick Tidak Dijadikan Satu dengan Nak-anaknya, Kenapa? )

Ketika Naila bertanya ke orang tuanya, mereka memastikan dia akan menikah.

Padahal saat itu Naila masih duduk di sekolah dasar di Queens, New York, Amerika Serikat.

Akibatnya, Naila memberontak terhadap didikan Pakistan yang sudah dia jalani.

Dirinya berhenti menggunakan jilbab dan memakai pakaian ala barat saat pergi ke sekolah.

(BACA : Dihadiri Para Selebriti Ternama, Inilah 6 Foto Pernikahan Adik Sarwendah, Wendy Lo, Romantis dan Bikin Haru! )

Kemudian, hal yang lebih tragis saat usianya menginjak 13 tahun.

Naila dikirim ke Pakistan untuk melangsungkan prosesi pernikahan secara agama.

Tapi, pernikahan sahnya terjadi saat dirinya berusia 15 tahun.

"Hari pernikahan saya yang sebenarnya adalah 5 Januari 2005 dan saya baru saja berusia 15 tahun," katanya.

(BACA : Menjadi Bintang Tamu Acara Brownies, Chintami Atmanegara Jelaskan Sosok Ayu Ting Ting Menurutnya )

Naila menceritakan hari pernikahannya sangat menakutkan.

“Saya sangat sedih. Saya bahkan menaruh bantal di antara kami pada malam pertama jadi saya tidak perlu menyentuhnya," kenang Naila.

Naila menceritakan pernikahan ini seperti perbudakan.

Pasalnya dirinya harus setia melayani suaminya, dan memasak untuk banyak orang.

Hal itu bukan seperti hidup yang biasa dia alami karena Naila memang dibesarkan di New York.

Pengalaman buruk yang dialami Naila terjadi setelah sepuluh hari setelah pernikahan.

Saat itu dirinya mencoba melarikan diri untuk pergi ke kedutaan AS di Islamabad.

Usahanya itu gagal dan dia dipukul suaminya tanpa ampun.

"Dia memukul saya di depan seluruh keluarga saya, saudara perempuannya, adik perempuan saya, ibu saya," kata Naila.

Lima bulan pernikahannya berlangsung, orang tua Naila kembali ke Amerika.

Setelah itu, Naila meminjam telpon pamannya dan menghubungi pekerja kasus perlindungan anak Amerika.

Dari situ ibu Naila ditangkap oleh pihak berwenang.

Akhirnya Naila dapat bebas dari jeratan pernikahannya yang keji.

Saat datang di Amerika, dirinya disambut dengan pekerja sosial dan perlindungan anak.

Sekarang Naila sudah tumbuh besar dan berusia 28 tahun.

Dia menentang pernikahan anak dan mendirikan bada amal.

Tapi tentu dia masih menderita secara emosional dan berbagai masalah fisik atas kekerasan yang terjadi di pernikahan mudanya. (*)