Find Us On Social Media :

Longyearbyen, Kota di Norwegia yang Melarang Warganya untuk Mati di Sana

By Violina Angeline, Jumat, 23 Maret 2018 | 01:03 WIB

Longyearbyen kalau diartikan menjadi The Longyear Town | iflscience

Grid.ID - Kapan seseorang akan mati tidak ada yang tahu kecuali Tuhan.

Namun apa jadinya jika ada sebuah aturan yang melarang seseorang untuk mati?

Sebuah aturan 'yang menyalahi kodrat' atau bisa dibilang 'nyeleneh' dibuat oleh sebuah kota bernama Arctic Longyearbyen.

Kota Arctic Longyearbyen terletak di Kepulauan Svalbard di Norwegia.

Sesuai namanya Arctic, kondisi cuaca Kota Arctic Longyearbyen sangatlah dingin dan bersalju.

(BACA: Melelehnya Es Justru Tunjukkan Temuan Artefak Zaman Pra Viking di Norwegia)

Terkadang sinar matahari dan cuaca hangat ada namun tak berlangsung lama.

Cuaca seperti ini membuat warga kota Longyearbyen kesulitan dalam kehidupan sehari-harinya.

Termasuk ketika ada penduduk yang mati.

Maka sejak tahun 1950 pemerintah kota Longyearbyen membuat sebuah peraturan yang tidak masuk akal.

Pemerintah Kota Longyearbyen tidak memperbolehkan warganya mati.

Juga melarang warganya yang mati dikuburkan di pemakaman umum di sana.

Peraturan ini bukan main-main atau lelucon belaka, tapi benar-benar ada dasar hukum dan undang-undangnya di negara Norwegia.

Jika kedapatan ada penduduk yang sudah diprediksi secara medis umurnya tak panjang lagi dan mati di kota Longyearbyen, maka keluarga yang bersangkutan bisa dikenai sanksi dan hukuman.

Lantas bagaimana jika ada warga yang sakit keras dan nyawanya diprediksi tak lama lagi?

(BACA: Keren Banget nih, Sebuah Desa Kecil di Norwegia Ubah Bangunan Nggak Terpakai Jadi Toko Buku Bekas)

Jawabannya sangat mudah, warga yang sakit itu harus dibawa keluar dari daerah kota Longyearbyen.

Atau jika ada warga yang mati mendadak maka mayatnya tidak boleh dikuburkan di kota Longyearbyen.

Bukan tanpa sebab pemerintah kota melarang warganya untuk mati, justru aturan itu dibuat untuk melindungi warganya.

Semuanya karena masalah cuaca Longyearbyen yang beku.

Masalahnya jika ada warganya yang mati di sana dan dikuburkan di kota itu maka mayatnya tidak akan pernah membusuk.

Hal ini karena tanah di kota Longyearbyen mengalami Permafrost.

Permafrost adalah kondisi tanah yang berada di titik beku pada suhu 0° C.

Jadi bisa dibayangkan jika sebujur mayat dikubur di tanah tersebut malah tubuhnya seperti dimasukkan ke 'peti pendingin super' yang akan mengawetkan jasad.

Karena jasad yang terawetkan secara alami itu bisa menimbulkan bahaya bagi warga lainnya yang masih hidup.

Berbahaya karena virus semacam E.Coli dan virus mematikan lainnya di dalam jasad tetap hidup karena Permafrost.

(BACA: Gara-Gara Pakai Google Translate, Koki Tim Olimpiade Norwegia Salah Pesan Telur Hingga 15.000 Butir)

Ditakutkan jika suatu saat tanah di kota Longyearbyen menjadi sedikit hangat, virus dan bakteri akan mencair menjadi wabah penyakit yang menyerang warga.

Lebih buruk lagi jika penduduk yang mati itu memiliki riwayat penyakit seperti hepatitis atau penyakit menular lainnya, bisa dibayangkan wabah penyakit apa yang akan menyerang penduduk kota.

Maka dari itu jika ada penduduk yang mati maka harus dikuburkan di tempat lain diluar kota Longyearbyen yang keadaan tanahnya relatif normal agar proses pembusukkannya sempurna.

Jadi sekarang masih ilegal untuk mati di Longyearbyen, untuk melindungi penduduk yang tinggal dari wabah penyakit mematikan. (*)