Grid.ID - Dua pelaku penyiraman Novel Baswedan telah dibekuk polisi dan dibawa ke Polda Metro Jaya pada Jumat (27/12/2019) lalu.
Kedua pelaku yang berstatus sebagai polisi aktif ini mengaku dendam dan menyebut Novel Baswedan pengkhianat.
Hal itu terungkap saat pihak kepolisian menggiring kedua pelaku penyiraman air keras ke Novel Baswedan beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, salah satu pelaku penyiraman air keras itu juga berteriak saat digiring polisi usai melakukan konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan melakukan teror kepada Novel Baswedan lantaran pelaku merasa penyidik KPK itu seorang pengkhianat.
"Tolong dicatat, saya enggak suka sama Novel karena dia pengkhianat," ucap pelaku RB, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, dikutip Grid.ID dari Tribunnews.com pada Selasa (31/12/2019).
Pelaku lantas digiring polisi untuk dimasukkan ke dalam mobil guna proses penyidikan lebih lanjut.
Motif dendam pribadi pun diungkap kedua pelaku saat diintrogasi pihak kepolisian.
Salah seorang pakar mikroekspresi pun mengungkap makna di balik teriakan salah satu pelaku penyerangan Novel Baswedan yang menyebut penyidik KPK itu pengkhianat.
Seperti dilansir GRID.ID dari laman Tribun Bogor, seorang pakar ekspresi dan gestur, Handoko Gani mengungkap makna teriakan pelaku.
Pasalnya, meski pelaku tampak kesal, Handoko justru membongkar makna di baliknya.
Selain itu, menurut Handoko Gani tidak ada ekspresi yang menggambarkan pelaku menyimpan dendam kepada Novel Baswedan.
"Ndak, tidak terlihat emosi marah atau perasaan dendam," kata Handoko Gani kepada TribunnewsBogor.com, seperti yang dilansir GRID.ID pada Selasa (31/12/2019).
Menurut Handoko, nada bicara tinggi pelaku tidak menggambarkan emosi yang meledak-ledak.
"Nada tinggi bukan berarti 100% marah apalagi dendam. Bisa juga bawaan anatomi tubuh. Kita tahu orang-orang dari etnis tertentu bisa bersuara besar,"
Bisa juga karena profesi. Contoh, Tukang Parkir, Guru Olahraga, Pembicara, Interviewer, Polisi rata-rata suaranya besar," jelas Handoko.
Meski begitu, Handoko Gani mengaku analisis tersebut merupakan sebuah hipotesis awal.
Ia memerlukan investigasi lebih untuk mengungkap ekspresi yang sesungguhnya.
"Analisis itu baru hipotesis awal. Perlu video durasi panjang dalam konteks Investigasi atau Interview langsung," kata Handoko.
Baca Juga: Rumah Mewahnya Terendam Banjir, Yuni Shara Justru Tampil Seksi Pakai Celana Hot Pants Sobek-sobek!
Novel Baswedan pun tak langsung memercayai modus pelaku penyerangan dirinya yang mengatakan punya dendam pribadi.
"Saya nggak pernah bertemu dengan orang-orang itu, saya ndak kenal, ndak pernah bertemu," ujarnya dikutip Grid.ID dari Kompas.com pada Selasa (31/12/2019).
Menanggapi pelaku yang menyebutkan dirinya adalah seorang pengkhianat, Novel pun angkat bicara.
"Berkhianat dalam hal apa coba, apa yang dikhianati. Bukankah tugas pemberantas korupsi adalah tugas negara?" ujarnya.
"Seandainya melakukan tugas negara, tugas untuk kebangkitan negara dianggap mengkhianati koruptor, ya jangan-jangan dia berpihak pada koruptor," tegasnya.
Baca Juga: Pamer Lekuk Tubuh, Lihat Seksinya Nia Ramadhani Pakai Baju Renang Saat Liburan di Pantai
Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo pun mengatakan pihaknya akan mengusut kasus Novel Baswedan hingga tuntas.
"Tentu opini-opini publik apakah ini dilakukan sendiri atau ada yang menyuruh semua kemungkinan masih kami dalami," kata Listyo di gedung PTIK, Jakarta, Sabtu (28/12/2019) dilansir dari Kompas.com.
"Karena semua harus kami buktikan, fakta-fakta, keterangan yang kami dapat, kemudian ada kesesuaian," imbuhnya.
Baca Juga: Tanpa Makeup Tebal, Marion Jola Unggah Video Lagi Dance Sambil Pakai Baju Tidur
(*)