Dari keterangan tertulis BMKG pada Rabu (1/1/2020), hasil pemantauan itu yakni di Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma (Jakarta Timur), curah hujan mencapai 377 milimeter (mm).
Baca Juga: Sebut Cuma sebagai Saksi, Barbie Kumalasari Mengaku akan Jarang Hadir di Sidang Galih Ginanjar
Kemudian, dari hasil pengukuran di Taman Mini (Jakarta Pusat), curah hujan tercatat sebesar 335 mm.
Terakhir, hasil pemantauan di Jatiasih, Bekasi, curah hujan tercatat sebesar 259 mm.
Kemudian, BMKG juga mencatat curah hujan tinggi sebelum 2020. Berdasarkan catatan itu, intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir besar pada tahun tersebut.
Pada 1996, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta sebesar 216 mm/hari. Kemudian, pada 2002 BMKG mencatat curah hujan Jakarta sebesar 168 mm/hari.
Lalu, pada 2007 BMKG mencatat curah hujan di Jakarta mencapai 340 mm/hari.
Pada 2008, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta sebesar 250 mm/hari.
Setelah itu, pada 2013, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta sebesar 100 mm/hari.
Pada 2015, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta, mencapai 277 mm/hari.
Kemudian, pada 2016, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta berkisar antara 100-150 mm/hari.
Baca Juga: Annisa Pohan Bongkar Keseharian Agus Yudhoyono di Rumah Setelah Tak Lagi Jadi Anggota TNI
Merujuk pada data di atas, BMKG menyebut kondisi curah hujan tahun baru kali ini sangat ekstrem dan melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara.
Sehingga menyebabkan banjir besar yang merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali.
BMKG memprediksi masih terjadi hujan pada hari ini sehingga masih mungkin terjadi banjir lagi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada, Menurut BMKG Intensitas Hujan di Jabodetabek Masih Tinggi Sepekan ke Depan"