Grid.ID - Pada awal tahun baru 2020, beberapa wilayah di Jakarta dan sekitarnya harus bersabar menghadapi bencana alam banjir.
Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya pada malam pergantian tahun hingga Rabu (1/1/2020) malam menjadi penyebab terjadinya banjir.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, banjir terjadi di sejumlah titik di Jakarta dan sekitarnya, sehingga menyebabkan beberapa ruas jalan tidak dapat dilintasi kendaraan bermotor.
Baca Juga: Kedapatan Beri 3 Emoji Ketawa Saat Anies Baswedan Sidak Banjir, Begini Klarifikasi Uztaz Kondang Ini
Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat tujuh kelurahan dari empat kecamatan di Jakarta dilaporkan terendam banjir.
Ketujuh kelurahan itu tersebar di Jakarta Pusat, Selatan, Utara dan mayoritas Jakarta Timur. Ketujuhnya adalah Kelurahan Makasar, Kelurahan Pinang Ranti, Halim Perdana Kusuma, Kampung Melayu, Rorotan, Rawa Buaya, dan Manggarai Selatan.
Selain di Jakarta, banjir juga melanda sejumlah titik di Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Lebak Banten.
Di balik peristiwa banjir yang terjadi terdapat sejumlah cerita dan perjuangan yang menyertainya.
Salah satunya, cerita perjuangan seorang ibu di Bekasi yang terjebak banjir bersama bayi yang berusia dua hari.
Dilansir Grid.ID dari TribunJakarta, banjir di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi mencapai 5 meter.
Baca Juga: Banjir Rawan Picu Diare, Pulihkan dengan Racikan Obat dari Bahan Alami ini
Bangunan rumah terendam air hingga menyisakan atap bangunan setinggi dua lantai.
Salah seorang ibu bernama Diah berusaha bertahan saat selama kurang lebih 13 jam di rumahnya yang berada di wilayah tersebut.
Saat itu, Diah berada di dalam rumahnya bersama bayinya yang berusia dua hari.
Menurut penuturan Diah, banjir melanda Perumahan PGP sejak pukul 03.00 WIB subuh.
"Banjir mulai masuk pagi sekitar jam 3 subuh," kata Diah.
Kebanyakan warga yang terjebak banjir pda awalnya tidak mengira banjir akan datang begitu cepat.
Baca Juga: Perdana Tayang saat Banjir, Angga Dwimas Sasongko Kaget Tiket Film NKCTHI Ludes!
Mereka pun memilih tetap bertahan saat air mulai masuk ke dalam rumah dan berlindung di bangunan lantai dua.
Tak di sangka, air luapan dari Kali Bekasi datang lebih ganas, dan memenuhi pemukiman warga hingga setinggi kurang lebih 5 meter.
"Saya ditelfon sama bos saya kalau saya mau dievakuasi sama tim, anak saya baru berusia dua hari," jelasnya.
Berbeda dengan Diah dan para tetangganya, seorang warga bernama Erna berhasil dievakuasi.
Saat itu, Erna tengah bertahan dan berlindung di atas atap lantai dua bangunan rumahnya bersama tiga orang anaknya.
"Udah enggak bisa kemana-mana, di lantai dua itu udah kejebak 90 sentimeter airnya," ujar Erna.
Sama seperti warga lainnya, Erna sempat mengira jika air akan segera surut ketika awal mula banjir melanda.
"Soalnya ngira air bakal surutkan, tapi lama kelamaan udah makin tinggi, cepet bangat naikknya udah enggak bisa kemana-mana kejebak," jelas dia.
Hingga pukul 19.30 WIB, proses evakuasi warga masih berlangsung.
Proses evakuasi warga berlangsung sulit, perahu karet bermotor yang diadalkan petugas gabungan jumlahnya hanya sedikit, tidak sebanding dengan jumlah warga yang masih terjebak di atap rumah.
Sejumlah petugas dari beberapa instasi baik dari Polri, TNI, Basarnas, BNPB dan instasi lain datang membawa bantuan baik berupa perahu karet dan perlengkapan medis.
(*)