Grid.ID - Telur adalah makanan yang sempurna dan praktis untuk dikonsumsi saat sarapan, makan siang, atau makan malam.
Ada banyak manfaat kesehatan yang dapat Anda peroleh dari konsumsi sebutir telur.
Tapi meski banyak manfaatnya, justru konsumsi telor di Indonesia sempat turun hingga 40%.
Menurut Kepala Satgas Pangan yang juga Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, isu beredarnya telur palsu berdampak pada pola konsumsi masyarakat.
Selain itu ada juga yang takut kebanyakan mengonsumsi telur lantaran takut angka kolesterol di dalam tubuhnya meningkat.
Beredarnya beberapa mitos negatif mengenai konsumsi telur pun juga menyebabkan tingkat konsumsi telur berkurang.
(Kabar Telur Palsu Hoax, Penyebarnya Bisa Terancam UU ITE)
Inilah fakta dan mitos seputar telur.
1. Makan telur mentah beri lebih banyak nutrisi
Faktanya, telur yang dimasak memberi juga banyak nutrisinya.
Proses memasak akan menghancurkan sejumlah kecil vitamin dan mineral yang terkandung dalam telur sehingga telur mentah memiliki kadar vitamin B (seperti vitamin B6 dan folat), vitamin E, kolin mineral, antioksidan lutein, dan zeaxanthin yang sedikit lebih tinggi.
Menurut Alissa Rumsey, MS, RD, penulis buku Three Steps to the Healthier You, beda kandungan tersebut dengan telur matang ternyata sangatlah kecil, sehingga kamu tidak perlu mengonsumsi telur dalam keadaan mentah.
Rumsey memberikan perbandingan, saat kamu mengonsumsi telur mentah maka tubuh akan mendapatkan 0,85 mikrogram vitamin B6 dan 146,9 miligram kolin.
Saat mengonsumsi telur matang, maka kandungannya menjadi 0,072 mikrogram B6 dan 117 miligram kolin.
(Tewas Setelah Makan Telur Ikan Buntal, Nggak Sekali Ini Terjadi)
Namun, jika membandingan jumlah protein, telur matang ternyata mengandung protein yang lebih tinggi ketimbang telur mentah.
Menurut studi dalam Journal of Nutrition, tubuh hanya mampu menyerap sekitar 50 persen protein dari telur mentah, dibandingkan dengan penyerapan 91 persen protein dari telur matang.
Perubahan panas membuat struktur molekul protein dalam telur lebih mudah dicerna oleh tubuh.
2. Hanya boleh makan putih telur.
Faktanya, Putih telur hanya mengandung 3,5 gram protein.
Nutrisi lain seperti protein dan lemak, ada di dalam kuning telur sehingga kuning telur menjadi bagian yang paling bernutrisi.
Kuning telur mengandung 240 miligram leucine, asam amino berantai tunggal yang memengaruhi genetik pembangun otot.
Beberapa bukti penelitian menemukan telur justru mungkin bermanfaat untuk kolesterol dengan menaikkan kadar kolesterol baik HDL, yang berhubungan dengan risiko lebih rendah untuk terkena penyakit jantung.
(10 Alasan Telur Masuk Kategori Makanan Paling Sehat )
Kuning telur mengandung campuran lemak jenuh dan tak jenuh, yang sebetulnya termasuk makanan sehat.
Kuning telur pun mengandung vitamin E, serta kaya akan karotenoid, zat yang membuat kuning telur berwarna kuning cerah.
Karotenoid yang sehat ini juga terdapat pada buah dan membuat buah menjadi kuning menggiurkan.
Kuning telur kaya akan karotenoid lutein dan zeaxanthin yang membantu kesehatan mata dan melindungi tubuh dari peradangan.
3. Jangan banyak konsumsi telur
Faktanya, dalam satu butir telur ukuran besar, terdapat kandungan kolesterol sebanyak 186 mg di dalam kuning telur, yang biasanya lebih banyak digemari ketimbang putihnya.
Sebuah penelitian yang dilansir dari Mayo Clinic menyebutkan bahwa makan telur sebanyak 7 butir per minggu tidak akan meningkatkan kadar kolesterol tubuh pada orang yang sehat.
Dalam penelitian lain, disebutkan bahwa konsumsi 1-3 telur dalam sehari tak membuat kadar kolesterol tubuh langsung naik.
(Sarapan dengan Kombinasi Telur dan Susu, Sehat Nggak sih?)
Namun sekali lagi, hal ini hanya pada orang sehat.
Jika kamu sehat dan tak memiliki riwayat penyakit apapun, maka kadar kolesterol yang boleh dikonsumsi dalam sehari tidak lebih dari 300 mg.
Bila kamu mengalami diabetes, penyakit jantung, atau punya kadar kolesterol tinggi, maka Anda hanya diperbolehkan untuk mengonsumsi kolesterol tak lebih dari 200 mg hari.
4. Telur menambah berat badan
Faktanya, telur baik untuk penurunan berat badan.
Mungkin kamu pernah mendengar kalau telur mengandung 60 persen kalori yang berasal dari lemak.
Namun, konsumsi telur sebenarnya tidak akan membuat gemuk.
(Cabai dan 3 Makanan Lain yang Bisa Kurangi Rasa Lapar, Cocok nih Buat Pelaku Diet!)
Pasalnya telur merupakan makanan yang dapat digunakan untuk penurunan berat badan.
Satu butir telur hanya mengandung 70 kalori, yang seimbang dengan 6 gram protein dam 5 gram lemak.
Kombinasi protein dan lemak dapat meningkatkan produksi "hormon kenyang". Protein dalam telur juga menyebabkan tubuh melepaskan glukagon, yang merangsang tubuh melepas dan menggunakan cadangan karbohidrat dan lemak.
5. Kesehatan jantung
Inilah adalah fakta yang benar.
Menurut American Heart Association (AHA), satu kuning telur besar memiliki sekitar 186 miligram (mg) kolesterol dan jumlah itu cukup untuk memenuhi asupan kolesterol seseorang (yang menurut rekomendasi sampai 300 mg per hari).
AHA merekomendasikan bahwa orang dengan kadar kolesterol normal dapat mengonsumsi telur sebanyak empat butir per minggu.
Sementara untuk orang dengan penyakit jantung cukup dua butir setiap minggunya.
(Wanita Wajib Tahu, Inilah 2 Fakta Mengejutkan Tentang Jantung, Ternyata Seperti Itu?)
6. Telur yang berwarna lebih coklat lebih sehat
Faktanya, kulit telur tidak ada hubungannya dengan nutrisi yang terkandung di dalamnya.
Menurut Victoria Shanta Retelny, penulis buku The Essential Guide to Healthy Healing Foods, telur yang berwarna lebih gelap atau putih memiliki nutrisi yang sama, karenanya tidak benar jika harganya dibedakan.
Jika ingin mendapatkan kandungan nutrisi lebih dari telur, maka sebaiknya memilih telur yang diperkaya dengan asam lemak omega-3.
Telur ini berasal dari ayam yang diberi makanan yang mengandung asam lemak.
(5 Hal yang Bisa Dilakukan Wanita untuk Mencegah Risiko Kanker Ovarium)
7. Picu kanker prostat
Sebuah riset terbaru mengklaim, makan tiga telur dalam seminggu secara signifikan dapat meningkatkan risiko seorang pria meninggal akibat kanker prostat.
Para peneliti menemukan bahwa pria yang mengkonsumsi lebih dari 2,5 butir telur setiap minggunya berpeluang mengidap kanker prostat sebesar 81 persen.
Menurut mereka, kerusakan mungkin disebabkan oleh kandungan sejumlah besar kolesterol atau kolin (nutrisi yang membantu sel berfungsi dengan baik) yang ditemukan dalam telur.
Temuan tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh tim peneliti asal Harvard School of Public Health, Boston, yang meneliti kebiasaan makan 27.000 orang selama periode 14 tahun.
Hasil penelitian tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah daging yang dikonsumsi dengan risiko tumor.
Tetapi jumlah kematian yang tinggi akibat kanker justru ditemukan pada mereka yang mengaku banyak mengonsumsi telur. (*)