Memiliki ketertarikan mendalam pada konflik dan emosi internal di diri manusia, Nienartowicz menemukan lukisan ikonik Hieronymus Bosch sebagai media yang sempurna untuk menyampaikan pesannya.
Menurutnya, manusia penuh dengan kontras dan kontradiksi, mereka ingin berbuat baik dan sebaliknya mereka juga melakukan kejahatan.
Nienartowicz mengatakan, dosa dan kehendak jahat seperti tertulis dalam diri kita.
Ia ingin menerjemahkan gambaran itu ke dalam bahasa lukisan.
Dia menghubungkan pikiran dan refleksinya dengan Tripletch Bosch, yang berbicara tentang sifat manusia.
Nienartowicz begitu menyukai lukisan ini, baginya lukisannya terlihat sangat aneh dan indah pada saat yang sama.
“Karya-karya yang aku pilih, meskipun mereka hanya objek, tampak hidup bagiku sebagai saksi pikiran para pelukis dan waktu di mana lukisan itu diciptakan.”
Nienartowicz berpikir sudut pandang ini membantunya untuk membangun dialog dengan seniman hebat dari masa lalu.(*)