Laporan Wartawan Grid.ID, Ismayuni Kusumawardani
Grid.ID - Banyak orang terkecoh ketika melihat hasil karya seniman asal Polandia, Agnieszka Nienartowicz.
Kebanyakan orang berpikir karyanya terlihat seperti sebuah tato yang begitu nyata dan artistik.
Namun, beberapa orang juga tertipu menyangka itu hanyalah sebuah fotografi.
Seperti dikutip Grid.ID dari laman Bored Panda pada artikel terbitan 20 Maret 2018, karya Agnieszka Nienartowicz yang berjudul ‘The Garden of Earthly Delights’ akan membuatmu terkecoh.
Orang-orang bakal mengira karya gadis ini seolah-olah foto dari seorang gadis dengan tato lukisan abad ke-15 yang ada di punggungnya.
(BACA : Bocah yang Baru Lulus SD Jadi Tukang Bakso Keliling, Videonya Saat Mengelap Keringat Viral)
Tapi, kalau kamu juga mengira seperti itu, kamu salah besar.
Sebenarnya, karya Nienartowicz adalah lukisan di dalam lukisan.
Ia memadukan gaya Northern Renaissance dari Hieronymus Bosch dengan seni kontemporer yaitu tato.
Pada Bored Panda, Nienartowicz mengatakan, ia senang melihat dunia secara detil dan mirip.
Ketika melihat benda, Nienartowicz selalu fokus pada detil dan itu terlihat pada karya lukisannya ini.
Memiliki ketertarikan mendalam pada konflik dan emosi internal di diri manusia, Nienartowicz menemukan lukisan ikonik Hieronymus Bosch sebagai media yang sempurna untuk menyampaikan pesannya.
Menurutnya, manusia penuh dengan kontras dan kontradiksi, mereka ingin berbuat baik dan sebaliknya mereka juga melakukan kejahatan.
Nienartowicz mengatakan, dosa dan kehendak jahat seperti tertulis dalam diri kita.
Ia ingin menerjemahkan gambaran itu ke dalam bahasa lukisan.
Dia menghubungkan pikiran dan refleksinya dengan Tripletch Bosch, yang berbicara tentang sifat manusia.
Nienartowicz begitu menyukai lukisan ini, baginya lukisannya terlihat sangat aneh dan indah pada saat yang sama.
“Karya-karya yang aku pilih, meskipun mereka hanya objek, tampak hidup bagiku sebagai saksi pikiran para pelukis dan waktu di mana lukisan itu diciptakan.”
Nienartowicz berpikir sudut pandang ini membantunya untuk membangun dialog dengan seniman hebat dari masa lalu.(*)