Laporan Wartawan Grid.ID, Fidiah Nuzul Aini
Grid.ID - Masih tentang banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya.
Baru-baru ini, beredar sebuah video tentang aksi Camat Ciledug Syarifudin saat memarahi salah satu relawan di tengah bencana banjir yang berlokasi di Wisma Tajur, Ciledug.
Dikutip Grid.ID dari akun Instagram @identitas.lahat, Senin (5/1/2020), dalam unggahan video tersebut, tampak seorang camat memarahi seorang relawan yang tengah bekerja untuk membangun para korban banjir.
Baca Juga: Demi Lakukan Penyelamatan Seorang Bayi Berusia 45 Hari, Pria Terjang Banjir Deras Tanpa Takut Buaya
Dalam keterangan video tersebut, dijelaskan hawa Syarifudin marah lantaran pria tersebut mendata dan membantu korban banjir tanpa berkoordinasi dengannya.
"Ya Allah..Harusnya berterima kasih pak.. Karena sudah di Bantu RelawanCAMAT CILEDUG DATANG MARAH2 KE RELAWAN
Ceritanya ada anak muda yang bantu ngatur evakuasi korban banjir sejak malam di Ciledug.
Lalu datang Camat ciledug Syarifudin (baju biru) entah gmana ceritanya si camat kayak ga terima ada "bocah" ngatur evakuasi. Lha doi sbg camat baru datang udah ngapain aja.
Usut punya usut wakil walikota tangerang mau datang ke wilayah tersebut. Dan si camat nampak merasa konyol kalo si bocah yg mimpin evakuasi dan pegang data korban banjir," tulis akun @identitas.lahat pada keterangan video.
Setelah video tersebut menjadi viral, Syarifudin angkat bicara menanggapi hal tersebut.
Menurut dia, peristiwa itu terjadi pada Kamis (2/1/2020), persoalannya adalah miskomunikasi dengan seorang pria bernama Raja yang merupakan relawan dari Jakarta.
“Kronologinya itu, Raja meminta peralatan evakuasi mulai dari pengeras suara, lampu senter dan lainnya. Di situ saya bertanya, 'Anda relawan bawa apa saja?'. Ia pun menjawab tak bawa apa-apa, ia hanya membawa selembar kertas dan pulpen,” ujar Syarifudin.
Sebelumnya, Syarifuidn mengaku telah mencari Informasi tentang sosok Raja melalui anggota Polsek Ciledug atas aksinya di lokasi banjir.
Karena baginya, penanganan untuk para korban banjir di wilayah tersebut merupakan tanggung jawabnya sebagai pejabat wilayah.
"Sebagai pejabat wilayah, saya dan tim Basarnas saat itu bertanggung jawab penuh. Proses evakuasi dalam situasi banjir separah itu harus digerakkan dalam satu komando,” katanya Syarifudin.
Apalagi, kata Syarifudin, keberadaan Raja baru terlihat pada hari kedua bencana banjir terjadi di wilayah tersebut.
“Sejak Rabu, yaitu hari pertama kejadian banjir, saya tidak melihat sosok Raja, seharian saya di Wisma Tajur mengevakuasi warga, istirahat sebelum subuh pun saya masih shalat di Wisma Tajur, di situ saya masih tak melihat Raja,” ucapnya.
Baca Juga: Posting Foto sang Ibu Semasa Muda, Rizky Febian Ungkap Kerinduannya: Aa Kangen Mama..
Atas peristiwa itu, Syarifudin telah mengungkapkan permintaan maaf.
Dia mengaku tersulut emosi karena kondisi tubuhnya lelah.
"Sudah hari kedua, semua mungkin sudah dalam kondisi lelah begitu juga dengan saya, hingga sempat tersulut emosi," ujarnya.
Syarifudin mengungkapkan dia tidak bermaksud menghalangi siapa pun yang ingin membantu korban bencana banjir.
Saat itu, dia hanya berniat mencari informasi tentang sosok Raja. Namun, di balik viralnya kejadian tersebut, Syarifudin menyampaikan apresiasi terhadap kinerja para relawan yang telah membantu warga dalam mengevakuasi korban banjir.
"Saya berterima kasih sebesar-bersarnya untuk seluruh relawan dan masyarakat yang telah membantu korban banjir di Kota Tangerang, khususnya di Wisma Tajur. Kita sama –sama berdoa dan terus bergerak, semoga Kota Tangerang cepat pulih," ungkap Syarifudin.(*)