Find Us On Social Media :

Beredar Video Gunung Sumbing Tertutup Awan Mirip UFO, Begini Penjelasan BMKG tentang Fenomena Tersebut

By Fidiah Nuzul Aini, Minggu, 5 Januari 2020 | 18:12 WIB

Beredar Video Gunung Sumbing Tertutup Awan Mirip UFO, Begini Penjelasan BMKG tentang Fenomena Tersebut

Laporan Wartawan Grid.ID, Fidiah Nuzul Aini

Grid.ID - Status Indonesia sebagai negara dengan beragam potensi bencana tampaknya membuat warganya selalu waspada terhadap berbagai tanda-tanda tak biasa yang terjadi.

Termasuk saat sebuah gunung api memunculkan fenomena yang tak biasa.

Seperti yang baru-baru ini terjadi, saat awan di atas Gunung Sumbing memperlihatkan bentuk yang terlihat seperti UFO.

Baca Juga: Penampakan Awan Berbentuk Mirip UFO di Atas Gunung Sumbing Gegerkan Warga, Begini Penjelasan Para Ahli

Fenomena tersebut terlihat dari video yang diunggah oleh akun Instagram @pesonagunung_, Sabtu (4/1/2020).

Dalam video, awan yang terlihat mirip UFO tersebut dikelilingi oleh gumpalan awan-awan yang bergerak di sekitarnya.

Sontak fenomena tersebut menarik perhatian warga hingga viral di media sosial.

Baca Juga: Menguak Fenomena 'Kapal Hantu' Berisi Sisa-sisa Jasad Manusia yang Kerap Muncul di Pantai Jepang Rupanya dari Sinilah Mereka Berasal

"Itu awan apa guys? Kok ngeri lihatnya, pasti didalemnya badai," tulis akun @pesonagunung_.

"Untuk yang mau naik gunung dipikir ya dulu guys, cuaca baru tidak bersahabat."

Baca Juga: Intip yuk Penampakan Isi Rumah Barack Obama di Jakarta, Tak Punya Kulkas hingga Kamar Tidur yang Kecil!

"Untuk yang sudah niat mau mendaki gunung mohon lebih hati2 lagi dan lebih safety,Ingat kesehatan dan keselamatan itu lebih penting, jangan hanya mementingkan foto dan puncak," jelasnya.

Kemudian fenomena tersebut dijelaskan oleh Prakirawan Cuaca dari Badan Meteorolgi dan Geofisika (BMKG), Nanda Alfuadi.

Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Sabtu (4/1/2020), Prakirawan Cuaca dari BMKG mengatakan jenis awan yang terlihat dalam postingan tersebut kemungkinan merupakan jenis awan lenticularis yang umum terjadi saat siang hari di musim kemarau.

Baca Juga: Tak Butuh Waktu Lama, Iran Sudah Layangkan Serangan Kejutan Ini Langsung Ke AS, Usai Jenderalnya Terbunuh, Iran: 'Ini Baru Permulaan'

Menurutnya, awan tersebut bukan penanda cuaca buruk, tapi penanda potensi turbulensi.

“Sehingga sebetulnya yang perlu hati-hati adalah penggiat penerbangan atau olahraga paralayang, karena dalam kondisi atmosfer seperti itu daya angkat atmosfer tidak begitu bagus,” ujarnya

Saat disinggung terkait bentuk awan disebut-sebut oleh para netizen mirip UFO, menurutnya hal itu terjadi lantaran proses pembentukan awan ke atas terhambat.

Baca Juga: Mendiang Lina Sempat Dipojokkan karena Menikah Lagi, Paranormal: Sebenarnya Kesalahan Ga 100 Persen

Hal itu disebabkan karena kondisi atmosfer di puncak gunung cenderung stabil, sehingga awan melebar ke samping dan bukan tumbuh ke atas.

Sementara itu, Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG Agie Wandala mengatakan bahwa awan lentikuleris dipengaruhi oleh topografi gunung dan tegak lurus terhadap arah angin.

Fenomena ini menurutnya adalah hal yang wajar terjadi di gunung, namun juga bisa terjadi dataran luas.

Baca Juga: Jeritan Tangis Anaknya Jadi Pertanda Tak Biasa, Teddy Suami Baru Lina Ungkap Firasat Buruknya Jelang Ajal Menjemput Sang Istri

“Di gunung terdapat sebuah mekanisme yang disebut gelombang gunung, salah satu tandanya adalah awan lentikuler,” ujarnya Sabtu (4/1/2020).

Agie mengatakan fenomena ini tidak berbahaya bagi pendaki karena tidak terjadi badai di sekitar awan tersebut.

Namun yang perlu diwaspadai adalah suhu udara yang menjadi lebih dingin karena suhu dingin adalah pemicu pembentukan awan lentikular.

(*)