Dwi berkata, dia menjelaskan soal adanya pro dan kontra nuklir sebagai alternatif energi carbon free, atau bebas polusi di Indonesia.
Setelah presentasi, dia menuturkan kalau peserta dengan antusias bertanya kepadanya apakah Indonesia sudah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Dwi menjabat belum.
(Baca juga: Cucu Perempuan Martin Luther King Jr 'Turun Gunung', Amerika Harus Memperketat Kepemilikan Senjata Api)
Namun, dia menerangkan kalau Indonesia sudah memiliki tiga reaktor untuk keperluan riset.
"Saya sangat optimistis Indonesia bakal punya PLTN suatu saat nanti," bebernya.
Selain menjadi alternatif energi, Dwi menerangkan kalau telah banyak penelitian non-energi.
Misalnya di bidang kesehatan, pertanian, dan industri.
"Nantinya, nuklir bisa dipakai untuk diagnosa, pembibitan unggul, hingga pengawetan makanan," beber Dwi kembali.
(Baca juga: Dikabarkan Hilang Selama Seminggu, Satu Keluarga yang Berlibur ke Meksiko Ditemukan Tewas, Begini Penyebabnya)
Dalam konferensi tersebut, Dwi memaparkan strategi sosialisasi dan edukasi nuklir yang telah dilakukan oleh tim Kajian Nuklir PPI Dunia.
Di antaranya, mereka membentuk tim yang berasal dari di organisasi non-nuklir maupun non-sains.