Selain itu, mereka menulis artikel tentang nuklir, dan melakukan sosialisasi dan edukasi ke SMA dan perguruan tinggi.
Dwi berujar, tim nuklir itu mengajar perwakilan mahasiswa berkunjung langsung ke reaktor nuklir.
Melalui kunjungan itu, Dwi ingin menunjukkan kalau nuklir untuk kesejahteraan manusia.
"Anggapan bahwa mahasiswa jurusan nuklir itu belajar terkait senjata atau bom itu sama sekali tidak benar!" tegas Dwi.
Lebih lanjut, Dwi mengatakan bahwa para peserta konferensi tidak tertarik membahas anggapan bahwa nuklir merupakan senjata.
Anak muda lebih tertarik mempertimbangkan penggunaan nuklir untuk menghadapi perubahan iklim global.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah pernah tayang di Kompas.com dengan judul Pelajar Indonesia Raih Penghargaan di Konfrensi Nuklir Tingkat Dunia.