Grid.ID - Hubungan Iran dengan Amerika semakin memanas setelah Komandan Brigade Quds Garda Revolusi Iran, Qassem Soleimani tewas akibat serangan yang diusung Donald Trump.
Sehari setelah pembunuhan Qassem Soleimani, bendera merah dikibarkan di Masjid Jamkaran yang terletak di kota suci Syiah Iran.
Pengibaran bendera merah ini merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi dalam sejarah dan dinilai sebagai tanda siap perang antara Iran dan Amerika.
Sebagian kalangan menilai Iran membentangkan bendera merah tersebut sebagai isyarat mereka telah bersiap melakukan perang total untuk membalas kematian Soleimani yang dirudal drone AS di Irak.
Bendera merah dalam tradisi Syiah melambangkan darah yang ditumpahkan secara tidak adil dan berfungsi sebagai panggilan untuk membalas seseorang yang terbunuh.
Berkibarnya bendera merah ini juga dipandang sebagai peringatan bahwa Republik Islam Iran siap memenuhi janjinya untuk menyerang Amerika dan Donald Trump.
Kata-kata yang ditulis di bendera “perang" adalah, "Mereka yang ingin membalas darah Husein". Husein adalah cucu dari Nabi Muhammad yang gugur di Padang Karbala.
Dalam kepercayaan muslim Syiah, Husain adalah Imam Suci ketiga setelah Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali.
Baca Juga: Latar Belakang Reynhard Sinaga, Mahasiswa Asal Jambi yang Jadi Pelaku Pemerkosaan yang Menghebohkan Inggris Incar 35 target
Beberapa media pemerintah Iran mengungkapkan Dewan Keamanan Nasional telah merilis 35 target sebagai bagian dari aksi balas dendam mereka kepada Amerika terkait pembunuhan Soleimani.
Operasi ini diyakini akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan.