Find Us On Social Media :

5 Penyebab Anak Balita Berbohong Pada Orang Tua

By Fahrisa Surya, Senin, 26 Maret 2018 | 13:31 WIB

5 Penyebab Anak Balita Berbohong Pada Orang Tua | kidspot

Grid.ID - Memiliki anak usia balita memang hal yang menyenangkan.

Si kecil mulai banyak bereksplorasi dan belajar banyak hal.

Tak jarang, ia kerap melakukan hal-hal tak terduga yang membuatmu terkejut namun tak tega memarahinya.

Misalnya saat kamu menemukannya di rumah bermain dengan tisu toilet yang berhamburan.

(BACA: Mau Jadi Ibu yang Baik? Inilah 5 Tips Sederhana yang Bisa Kamu Lakukan)

Ia menatapmu dengan wajah polos dari lautan tisu toilet di sekitarnya.

Kamu mungkin bertanya, "Nak, apakah kamu dari kamar mandi dan mengambil tisu toilet?"

"Tidak, ma!" ia menjawab.

Berbohong adalah hal normal bagi kehidupan balita, tapi orangtua kadang bingung harus berbuat apa ketika kebohongan tersebut terlihat jelas. 

Apa sebenarnya alasannya? Dan apa yang harus orangtua lakukan? 

(BACA: Sulit Menidurkan Bayi? Coba Tips Ini, Bikin Langsung Lelap!)

Berikut adalah beberapa penyebab si kecil berkata bohong pada orangtuanya:

1. Daripada berkata jujur, ia lebih ingin membuat orangtua senang

Ia tahu telah melakukan sesuatu yang akan membuatmu tidak senang dengannya. 

Ia mungkin berbohong agar kamu nggak marah.

2. Ia merasa lebih aman jika berbohong

Tentu ia bohong karena ia takut akan hukuman yang akan ia terima. 

(BACA: Seberapa Sering Harus Menyusui Bayi? Temukan Jawabannya di Sini yuk)

3. Ia mungkin meniru perilaku yang dia saksikan di rumah

Dia masih polos dan tidak mengerti konsep kebohongan, yang ia tahu hanya meniru perilaku orang-orang di sekitarnya.

4. Ia tidak memahami perbedaan antara realita dan fantasi 

Sampai dia berusia tiga atau empat tahun, anak tidak akan benar-benar memahami konsep kebohongan, karena dia juga belum memahami konsep kebenaran berdasarkan fakta.

5. Ia mungkin menceritakan kebenaran dengan sedikit dibumbui angan-angannya

Misalnya saat sang kakak terjatuh.

Balita berangan-angan kakaknya terjatuh karena berlari padahal sebenarnya terjadi karena ia mendorong sang kakak.

Dia percaya bahwa dengan menceritakannya seperti yang dia harapkan, akan membuat hal itu menjadi kenyataan.

(BACA: Sulit Membuat Bayi Tertawa? Coba Lakukan Hal Ini, Bikin Happy deh!)

Lalu, bagaimana seharusnya kamu bereaksi ketika anak berbohong?

Kuncinya adalah mengajari anak-anak pentingnya kejujuran daripada menghukum mereka karena berbohong.

Ajarkan bahwa berbohong itu jauh lebih buruk, katakan bahwa dengan berkata jujur membuat Ibu dan Ayah merasa lebih baik.

Jangan terlalu panik, berkata bohong benar-benar bagian normal dari perkembangan balita.

Tinggal bagaimana kita mengarahkan mereka untuk tahu jika berkata jujur lebih baik daripada berbohong. (*)