Saat itu Falzone berusia 33 tahun dan dokter telah mengatakan kepadanya bahwa sel telur miliknya telah mengalami menopause atau disebut pula menopause dini.
Sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk memiliki keturunan.
Namun rupanya operasi yang ia lakukan belum sepenuhnya menyembuhkan.
Pada bulan Juni 2017, ia mengalami rasa sakit yang tak tertahankan lagi pada bagian perutnya.
Lantas ia menjalani operasi darurat selama empat jam.
Rupanya dokter juga menemukan ada sel telur dalam rahimnya yang masih berfungsi.
Itu artinya ia memiliki kemungkinan untuk hamil, meskipun kemungkinannya sangat kecil.
Lalu ia menjalani terapi hormon dan menjalani transfer embrio pada bulan November.
Tidak disangka, rupanya proses itu berhasil.
Ia pun mengandung bayi berjenis kelamin laki-laki.
Falzone ingin meyakinkan seluruh wanita di dunia yang memiliki endometriosis.
Bahwa sebetulnya masih ada harapan bagi mereka. (*)