Para peneliti juga bertanya pada responden secara rinci mengenai jam tidur mereka.
Lima pekerjaan yang memiliki waktu rata-rata tidur paling sedikit, di antaranya tenaga kesehatan (4 jam 15 menit), penegak hukum (4 jam 30 menit), pengajar (4 jam 35 menit), jurnalis/wartawan (4 jam 50 menit), dan pekerja perhotelan (5 jam).
Sebaliknya, ada pula pekerjaan yang memiliki waktu rata-rata tidur paling banyak, di antaranya mereka yang bekerja di bidang kecantikan (9 jam 40 menit), telemarketer (8 jam 45 menit), asuransi (8 jam 20 menit), ritel (8 jam 15 menit), dan konstruksi (8 jam 10 menit).
Menurut hampir semua responden, dua faktor utama yang membuat mereka terjaga di malam hari yaitu stres (44 persen) dan konsumsi kafein tinggi (19 persen).
(Kurang Tidur Picu Diabetes Tipe 2? Begini Menurut Riset)
Sedangkan setengah dari total responden mengatakan mereka memiliki masalah kesehatan yang membuat pola tidur mereka berantakan.
Meskipun menilai kurang tidur membawa dampak buruk bagi kesehatan, hanya seperlimanya yang berupaya mengubah rutinitas tidur mereka melalui cara seperti mengubah pola diet, melakukan yoga, bicara dengan atasan mereka soal masalah tersebut, hingga mengkonsumsi pil tidur.
Sedangkan sisanya bertahan dengan rutinitas saat ini. (*)
(8 Kisah Perjuangan Kembar Siam di Indonesia, Salah Satu Kembarannya Ada yang Meninggal Dunia)
(Artikel ini juga tayang di Kompas.com dengan judul Lima Profesi dengan Waktu Rata-Rata Tidur Paling Sedikit