Laporan Wartawan Grid.ID, Mia Della Vita
Grid.ID- Nama seorang warga negara Indonesia bernama Reynhard Sinaga mendadak menjadi perbincangan publik.
Reynhard Sinaga dinyatakan terbukti salah atas kasus perkosaan yang dilakukan pada 49 korban sejak 1 Januari 2015 hingga 2 Juni 2017.
Pihak kepolisian mengatakan, jumlah korban Reynard Sinaga diperkirakan lebih dari 195 laki-laki dalam kurun 2,5 tahun di Manchester, Inggris.
Mengutip The Sun, Selasa (7/1/2020), Reynhard Sinaga melakukan aksi bejatnya itu di apartemennya di Manchester.
Ia mengajak ratusan korbannya ke apartemen untuk sekadar minum atau mengisi daya ponsel mereka sebelum memperkosa.
Pria berusia 36 tahun ini lantas memberikan minuman yang diduga sudah diberi obat seperti GHB (Gamma-hydroxybutyrate).
Setelah Reynhard dinyatakan terbukti bersalah, pihak kepolisian merilis sejumlah foto yang memperlihatkan kondisi apartemen si predator seks itu.
Apartemen Rey Dekat Markas LGBT
Rey tinggal di apartemen yang terletak di Montana House.
Lokasinya hanya beberapa meter dari Gay Village Manchester.
Canal Street yang berada di Gay Village merupakan lokasi favoritnya untuk mencari mangsa.
Sesuai dengan namanya, kawasan ini merupakan markas LGBT bertaraf dunia.
Di sana, banyak bar dan kelab malam yang sering dikunjungi oleh mahasiswa muda.
Serba Berantakan
Seperti terlihat dalam foto yang dirilis kepolisian, kondisi apartemen Rey begitu berantakan.
Kamar tidurnya terlihat tidak tertata rapi, ada beberapa pakaian yang tersebar di mana-mana.
Selimut putih juga tampak tergelar di lantai.
Penampakan serupa juga terlihat di ruang tamu dan makan.
Piring dan gelas masih tergeletak di atas meja makan seperti belum sempat dibersihkan.
Ada juga sofa hitam yang penuh dengan barang-barang milik Rey.
Ada Bercak Darah
Terlihat juga ada noda darah di pintu kamar mandi apartemen Reynard, tempat Rey dipukul korban yang terbangun.
Pada 2 Juni 2017, Reynhard ditemukan oleh polisi setempat terkapar tidak sadarkan diri dengan luka parah di kepala.
Sebelumnya, polisi mendapatkan telepon dari seorang pria yang melaporkan tindakan penyerangan.
Namun pria yang melaporkan insiden itu kemudian ditahan atas dugaan melakukan penyerangan.
Sementara Rey dibawa ke rumah sakit Manchester.
Satu hari kemudian, ia meminta telepon selulernya ke polisi.
Rey sempat memberikan nomor kunci telepon yang salah ke polisi dan sempat merebut teleponnya itu.
Dari telepon inilah kemudian terungkap, Reynhard melakukan perkosaan terhadap pria.
Botol Minuman Kosong
Banyak botol minuman kosong ditemukan berserakan di seluruh apartemen.
Rey dilaporkan membius korbannya melalui minuman sebelum menyerang mereka.
Ia menggunakan GHB sebagai ramuan rahasianya yang dibubuhkan dalam minuman korban.
GHB adalah depresan sistem saraf pusat (CNS) yang biasa disebut sebagai obat "obat kelab" atau "obat pemerkosaan".
Setelah dikonsumsi, pengguna akan merasakan efek euforia, peningkatan gairah seks dan tenang.
Efek lainnya dari penggunaan obat ini adalah hilangnya kesadaran.
Jika meminum satu tetes eksta GHB, maka 20 menit kemudian penguna bisa tidak sadarkan diri.
(*)