Find Us On Social Media :

Ohaguro, Tradisi Unik Negeri Sakura Sebagai Tanda Kecantikan Wanita Jepang di Masa Lampau

By Linda Fitria, Senin, 26 Maret 2018 | 20:41 WIB

Ohaguro

Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani

Grid.ID - Jepang memang selalu menawarkan keunikan dari setiap sudut pandangnya.

Selain ragam budayanya yang unik, Jepang juga memiliki berbagai macam cerita sejarah yang akan membuat kita geleng kepala.

Seperti pada salah satu ragam budayanya kali ini yang disebut dengan Ohaguro.

Ohaguro merupakan sebuah kebiasaan mewarnai gigi dengan warna hitam yang dilakukan oleh wanita Jepang.

Kebiasaan ini sangat populer di Jepang sampai Zaman Meiji.

Kebiasaan ini dilakukan bukan tanpa alasan dan tujuan.

(BACA : Cara Alami Atasi Kelopak Mata Kendur yang Sering Bikin Kesel )

Ternyata, kebiasaan unik dilakukan agar para wanita Jepang dianggap menarik oleh lawan jenis.

Seperti yang dilansir dari laman ancient-origins.net, hingga akhir abad ke 19 masyarakat masih terdoktrin dengan pernyataan bahwa ciri-ciri wanita yang cantik dan menarik adalah mereka yang memiliki gigi hitam.

Dan hal ini dianggap sebagai tanda kecantikan wanita oleh masyarakat Jepang.

Gigi yang menghitam memberikan arti lebih dari sekedar tanda kecantikan dalam masyarakat Jepang.

Bagaimana mereka melakukannya?

Pertama, masyarakat Jepang akan merendam tambalan besi ke dalam teh atau sake.

Ketika besi teroksidasi, cairan akan berubah warna menjadi hitam.

(BACA : Luncurkan Terobosan Baru, Apple Buat Emoji Penyandang Disabilitas)

Kemudian, cairan ini akan ditambahkan dengan bahan-bahan rempah seperti kayu manis, cengkeh dan adas ke dalamnya.

Ketika cairan ini diminum, maka akan menyebabkan gigi berubah menjadi hitam.

Untuk menjaga gigi tetap hitam, proses ini harus diulangi setiap beberapa hari sekali.

Kebiasaan Ohaguro ini juga telah dipraktikan pada Zaman Edo.

Sejak kapan kebiasaan ini bermula memang tidak diketahui secara pasti.

Namun, tradisi Ohaguro ini menjadi sangat populer untuk beberapa waktu pada masa Heian (dari abad 8-12).

Selama periode ini, para aristokrat, terutama anggota perempuaanya berlatih terus menerus untuk menjadikan gigi mereka berwarna hitam.

(BACA : Kelelahan Usai Perjalanan Jauh? Atasi dengan 5 Bahan Alami Ini yuk!)

Praktik ini dilakukan karena dianggap sebagai lambang keindahan pada masa itu.

Selain gigi hitam, wajah yang putih juga menjadi salah satu tanda kecantikan yang diinginkan kaum wanita pada masa Heian.

Namun sayangnya, riasan wajah putih yang terbuat dari bubuk beras itu justru berpotensi menyebabkan gigi seseorang terlihat lebih kuning daripada yang sebenarnya.

Untuk mengatasi hal ini, para perempuan memutuskan untuk mengecat gigi mereka dengan warna hitam.

Ketika gigi seseorang ditampilkan, ilusi yang akan tercipta adalah kecantikan seorang wanita yang tersenyum lebar tanpa menunjukkan giginya.

Selain sebagai praktik kecantikan, Ohaguro juga dianggap dapat memperkuat gigi dan melindungi seseorang dari masalah gigi.

Salah satunya adalah mencegah masalah gigi berlubang.

(BACA : 8 Tips Mudah Liburan Nyaman dan Menyenangkan Bareng Anak-anak)

Ohaguro masih terus dipraktikan sampai periode selanjutnya pada masa sejarah Jepang.

Pada periode Edo (sekitar abad 17-19), praktik ini tak hanya dilakukan oleh kaum aristokrat.

Ohaguro mulai dipraktikan kaum wanita secara umum.

Seperti wanita yang sudah menikah, wanita di atas usia 18 tahun dan geisha.

Dengan demikian, selain sebagai tanda kecantikan, gigi hitam juga dianggap sebagai tanda kedewasaan seorang wanita di Jepang.(*)