Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID – Meninggalnya mantan istri komedian Sule, Lina Zubaedah, kini berbuntut panjang.
Putra sulung Sule, Rizky Febian, bahkan telah melaporkan kepada pihak kepolisian, sebab ia merasa menemukan adanya kejangalan pada jenazah ibunya.
Rizky Febian menyebutkan bahwa ada bekas lebam yang ditemukan mirip luka di tubuh ibunya.
Hal ini diketahui sang putra lantaran Rizky Febian ikut memandikan almarhum Lina Zubaedah.
Kemarin Rabu (8/1/2020), petugas kepolisian dari Polrestabes Bandung melakukan olah TKP di kediaman yang ditempati Teddy dan Lina semasa hidupnya.
Dalam olah TKP selama 2,5 jam itu polisi membawa hasil rekam CCTV dan CPU komputer serta ponsel milik Lina.
Tak hanya pihak kepolisian yang kini tengah bekerja mencari fakta atas meninggalkan ibu lima anak ini.
Melainkan para pihak yang ikut memandikan Jenazah pun menjadi saksi lantaran menyaksikan secara langsung kondisi terakhir Almarhumah Lina sebelum dimakamkan.
Sementara itu, melansir dari Kompas pada Kamis (9/1/2020) terkait adanya luka lebam ini sempat disangkal oleh suami Lina, Teddy.
Tak hanya Teddy, saksi yang ikut memandikan jenazah Lina pun tidak membenarkan adanya luka lebam tersebut.
Dia adalah tetangga almarhumah Lina yakni Sugiarti (68).
"Enggak ada (lebam), biru rata di sekitar wajah dan kuku. Saya yang memandikan almarhumah," ujar Sugiarti saat ditemui di kediamannya.
Menampik hal tersebut, Sugiarti juga menyatakan bahwa warna biru di wajah almarhum lina adalah hal wajar.
"Almarhum suami saya juga dulu gitu, ada biru rata, tapi birunya biru wajar sama kayak almarhumah, bukan biru yang abis gimana gitu," ujar Sugiarti.
Sugiarti yang dikenal warga dalam urusan memandikan jenazah itu juga menyatakan bahwa tidak ada hal yang jangal pada tubuh Lina.
"Sepenglihatan saya tidak ada yang seperti itu. Saya pegang tangannya ada yang biru. Lalu saat saya membalikan badannya, di punggung ada bekas seperti di bekam (pengobatan tradisional)," ujarnya.
Menurutnya hal itu tidak menunjukkan adanya warna biru dan lebam yang tidak wajar.
(*)