Grid.ID - Pada 1968, ketika masih berada di bawah pemerintahan monarki Shah Iran dan masih dekat dengan AS, Iran pernah membeli 32 unit jet tempur F-4D Phantom.
Ketika 1970, dan terjadinya perpecahan Revolusi Islam Iran, monarki Iran pun runtuh dan semua F-4D Phantom kemudian ‘dirampas’ oleh pemerintahan baru Iran di bawah pimpinan Ayatollah Khomeini.
Agar memiliki masa operasional yang lebih panjang, semua jet tempur Phantom di-upgrade dan dimodifikasi.
Dalam hal ini, Iran bekerja sama dengan Cina.
Baca Juga: Perang Konvensional, Inilah Kuncinya Jika Iran Ingin Menang saat Digempur Amerika Serikat
Tidak hanya upgrade pada bagian mesin dan teknologi aviaoniknya, Phantom juga dimodifikasi pada bagian fungsi persenjataannya sehingga dapat dipasangi rudal buatan Cina.
Rudal-rudal Cina yang kemudian dipasang pada Phantom antara lain rudal antikapal perang C-704 yang dapat menghantam sasaran pada jarak 35 km.
Dengan persenjataan rudal antikapal jarak sedang itu, Phantom menjadi jet tempur yang sangat mematikan bagi kapal-kapal AS yang sedang melintas di Selat Hormuz.
Sedangkan untuk menghantam kapal perang musuh pada jarak jauh, sekitar 200 km, Phantom dipersenjatai rudal buatan China C-802.