Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Grid.ID - Tokoh pejuang kemerdekaan selalu identik dengan Bapak Proklamasi, Presiden Soekarno dan Wakilnya Moh. Hatta.
Pada mata pelajaran sekolah pun, hanya ada beberapa nama yang disebutkan sebagai tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia.
Seperti Sutan Syahrir, Moh. Yamin, Ki Hajar Dewantara, Fatmawati, Achmad Soebardjo dan lain-lain.
Beberapa nama di atas selalu hadir dalam mata pelajarah sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah.
Tapi, tahukah kamu jika ternyata ada nama-nama tokoh pejuang yang hampir kita lupakan.
Sebut saja Tan Malaka salah satunya.
Tan Malaka merupakan seorang guru lulusan Belanda yang memilih mendidik anak-anak di sebuah sekolah yang ada di Semarang.
Padahal ia bisa saja terus mengajar di sekolah milik Belanda dengan gaji yang sangat tinggi.
Pada Februari 1922, Tan Malaka dibuang karena sekolah-sekolah yang ia bina dapat berkembang pesat ketika ia memutuskan untuk lepas dari sekolah Belanda.
Di masa pembuangan itu, Tan Malaka tetap berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Namun sayang, Tan Malaka harus ditangkap dan dieksekusi oleh tentara Militer Divisi 1 Jawa Timur.
Karena adanya perpecahan di antara pejuang kemerdekaan Indonesia.
Ironisnya, Tan Malaka ditangkap saat ia sedang memimpin rakyat melawan Belanda pada 21 Februari 1949.
Selain Tan Malaka, masih ada nama-nama tokoh pejuang yang mungkin hampir kita lupakan.
Bahkan mungkin, nama-nama itu tidak kita kenali.
Melansir dari berbagai sumber, Grid.ID telah merangkum beberapa nama tokoh pejuang kemerdekaan yang tidak disebutkan dalam sejarah.
1. Pang Suma
Pang Suma adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan yang bergerilya di wilayah Kalimantan Barat.
Ia dikenal sebagai pejuang yang melawan penjajah Jepang.
(BACA: 10 Tokoh Super Hero yang Benar-benar Menjadi Pahlawan di Dunia Nyata, Favorit Kamu yang Mana?)
“Tinggal aja aku di sito, uda nada aku to idop lagi, pogilah kita, maju terus berjuang” – ‘Tinggalkan saja saya di sini, saya tidak bisa hidup lagi, pergilah kamu maju terus berjuang’ (Pang Suma).
Itulah salah satu kalimat yang pernah diucapkan Pang Suma ketika ia melawan serangan Jepang terhadap pejuang Dayak yang ada di Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Sayangnya, sampai saat ini belum ada satu orangpun yang mengetahui di mana dan kapan Pang Suma dilahirkan.
Untuk mengenang perjuangannya, nama Pang Suma dijadikan sebagai salah satu nama Gedung Olahraga yang ada di kota Pontianak.
2. Frans Mendur
Kalau tidak ada Frans Mendur, mungkin kita tidak akan bisa melihat potret ketika proklamasi sedang dikumandangkan.
Frans Mendur merupakan salah satu fotografer yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Frans Mendur berhasil mengabadikan momen terpenting dalam sejarah ini bersama saudara kandungnya, Alex Mendur.
Ia pernah digeledah oleh tentara Jepang lantaran berhasil mengabadikan momen itu.
Tapi untungnya, Frans Mendur sempat menyembunyikan negatif filmnya di bawah pohon dekat halaman kantor harian Asia Raja.
3. B.M. Diah
Burhanuddin Mohammad Diah merupakan seorang tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat dan pengusaha Indonesia.
(BACA: Jadi Pahlawan Kecil, Seorang Anak Sumbangkan Organ Tubuhnya ke Orang Lain Sebelum Tiada)
Ia lahir di Kutaraja (Banda Aceh) pada 7 April 1917 dan meninggal di Jakarta pada 10 Juni 1996 saat usianya 79 tahun.
Ia dikenal sebagai seorang wartawan penyebar kemerdekaan.
Karena pada masa itu tidak ada telepon genggam atau sarana komunikasi lainnya, maka peran B.M. Diah sebagai seorang wartawan sangatlah penting.
Setiap berita yang ia buat memiliki pengaruh yang cukup besar pada mental seluruh bangsa Indonesia itu sendiri.(*)