Laporan Wartawan Grid.ID, Fidiah Nuzul Aini
Grid.ID - Penyanyi dangdut Jenita Janet menangis setelah menjalani sidang perceraian di Pengadilan Agama Bekasi pada Selasa (7/1/2020).
Baru-baru ini, Jenita Janet menjadi bintang tamu di acara Brownis Trans Tv dan menngungkapkan alasannya menangis selepas persidangan.
Melansir dari Kanal Youtube Trans TV Official, Kamis (9/1/2020), Jenita Janet menceritakan hasil persidangannya.
"Kemarin melakukan mediasi yang cukup lama, menurut orang-orang di persidangan itu mediasi terlama, sekitar dua jam lah," ujar Jenita Janet.
"Orang-orang nyangkanya mungkin mereka malah pada pulang kalau enggak berantem kali di dalem."
"Tapi benar-benar aku ceritain dengan gamblang, apa alasannya supaya mediator paham dan kita tidak terlalu banyak berdebat."
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa pada saat mediasi berlangsung dirinya diberi kesempatan untuk berbicara dengan sang suami, Alief Hedy Nurmaulid.
"Sedihnya itu memang ketika yaitu kan privasi ya antara aku dan Alif (suaminya) dan mediator," katanya.
"Apa yang menyebabkan kamu memutuskan untuk pisah, aku meminta talak sama dia. Mungkin alasan terbesarnya adalah aku menemukan titik di mana aku harus tegas terhadap diri aku sendiri, bukan tidak bahagia bersama dia," sambungnya.
Selain itu, Jenita Janet juga mengatakan bahwa dirinya tidak melupakan sejarah bersama sang suami.
"Aku ini milik Tuhan, milik Allah yang aku harus melakukan banyak hal yang aku capai di dalam hidup," ungkap pelantun 'Direject' itu.
"Aku harus cari apa sih tujuan hidup aku, aku masih cari kayak ketenangan hidup, ketenangan batin," lanjutnya.
Masih penasaran dengan alasan Jenita Janet menangis seusai sidang, presenter Ruben Onsu kembali bertanya.
"Apa sih yang membuat Janet sampai sesengukan nangis gitu?," tanya Ruben Onsu.
"Aku sedih, selama sembilan tahun ini, aku berusaha banget ini tahun pertama tahun ketiga. Di mana tahun-tahun rentan untuk sebuah pernikahan," jelasnya.
Baca Juga: Bersikukuh Ingin Segera Bercerai, Jenita Janet Buka Suara soal KDRT
Ia menambahakan bahwa pada saat tahun awal pernikahan, dirinya berusaha sabar sembari memahami karakter sang suami.
"Tahun keempat dan kelima juga banyak percekcokan lainya, aku mulai sabar lagi gitu," terangnya.
"Nah tahun ke tujuh, delapan, sembilan, benar-benar kayak puncaknya akumulasi dari semuanya karena semua butuh waktu," lanjut Jenita Janet.
(*)