Find Us On Social Media :

Suami Istri Tidak Pernah Putus Asa Arungi Hutan Menuju Kota Demi Antar Anaknya ke Sekolah

By Ahmad Rifai, Rabu, 28 Maret 2018 | 19:46 WIB

Hernowo mengendalikan kemudi sepeda, Kamilah dan Wahyu di belakang | Kompas.com

Hernowo tidak hanya membonceng Kamilah. 

Seorang lagi, Wahyu Heri Setiyawan, seorang bocah berseragam batik dengan corak Geblek Renteng putih merah dengan pandangan kosong dan mulutnya setengah terbuka. 

Bocah berumur 13 tahun itu duduk diapit keduanya. 

Hernowo, Kamilah, dan Wahyu sedang dalam perjalanan menuju ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 di Kecamatan Panjatan, Selasa pagi ini. 

Sepanjang jalan mereka lebih banyak diam. 

(Baca juga: Karena Bobot Berat Badannya Bertambah, Seorang Remaja di Korea Selatan Masuk Penjara)

Kamilah dan Wahyu mempercayakan perjalanan itu pada Hernowo yang bertubuh kecil. 

Termasuk memilih jalan, simpangan, bahkan rel kereta api mana yang mesti dilewati. 

“Liwat teteg wetan. Sanes teteg kulon. Sing kulon rame. (Bahasa Jawa: lewat palang pintu KA sebelah timur, bukan barat. Sebelah barat ramai). Wetan boten (Timur tidak) menanjak. Kalau sepi bisa langsung, mboten nuntun (tidak dituntun),” kata Kamilah.

(Baca juga: Kisah Inspiratif Jessica Cox, Wanita Pertama yang Mendapat Lisensi Pilot Meski Ia Tak Memiliki Lengan)

Mereka keluar pagi sekali pukul 06.30 WIB dari rumahnya di Dusun Anjir, bersepeda, dan seperti biasa, Wahyu mesti masuk kelas sebelum pukul 08.00 WIB. 

Ia akan bergabung dengan 5 temannya di kelas 5C di SLB itu sampai lewat tengah hari.