Find Us On Social Media :

Suami Istri Tidak Pernah Putus Asa Arungi Hutan Menuju Kota Demi Antar Anaknya ke Sekolah

By Ahmad Rifai, Rabu, 28 Maret 2018 | 19:46 WIB

Hernowo mengendalikan kemudi sepeda, Kamilah dan Wahyu di belakang | Kompas.com

Kayu belum tentu terjual tiap minggu. 

(Baca juga: Wanita Cantik Lakukan Operasi Plastik, Hasilnya Bikin Netizen Berkomentar Sinis)

Mereka masih beruntung dapat Rp 100.000 setiap bulan dari kebun berisi 13 pohon kelapa di pekarangan belakang rumah. 

Ada saja orang yang menebas (membeli) kelapa langsung di pohon. 

Kambing peliharaan juga bisa jadi andalan ketika beranak.

Anak kambing harganya lumayan, sekitar Rp 700.000 ketika dijual. 

 “Kayu untilan (ikat) ditumpuk di depan. Belum tentu terjual sesasi (tiap minggu). Tambahan dari jual daun pisang dan daun pepaya, sesasi gangsal welas ewu (seminggu Rp 15.000), dikasih ke Desa Gunung Pentul,” kata Kamilah. 

(Baca juga: 7 Pasukan Komando Terbaik di Dunia, Kopassus Juga Termasuk!)

Mereka mengakui tidak bekerja lebih baik dari pada hari ini. 

Keduanya hanya mengenyam pendidikan sampai SD, tanpa keterampilan memadai. 

Kamilah pernah jadi kuli batu, Hernowo pernah jadi tukang cuci piring di warung makan. 

Setelah memiliki anak, Hernowo masih sulit mendapatkan pekerjaan yang cukup layak lantaran fungsi pendengarannya kurang baik.