"Gara-gara kerendam banjir jadi mesinnya masih maintenance. Kemungkinan pertengahan bulan baru buka," jelasnya.
Kepala Humas Mall Taman Anggrek, Elvira Indriasari pun membenarkan bahwa mal belum dapat beroperasi.
"Ya masih (belum beroperasi)," katanya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.
Sementara itu, Himpunan Penyewa Pusat perbelanjaan Indonesia (HPPBI) hendak menuntut ganti rugi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas banjir yang menyebabkan berhentinya operasional sejumlah mal.
Bahkan ketua HPPBI, Budihardjo Iduansjah, mengatakan pihaknya telah bersurat kepada Pemprov DKI agar membahas kompensasi kerugian.
"Kita mau fair sajalah untuk kompensasi banjir ini," ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com.
"Sejauh ini kita tuntutannya beberapa kebijakan yang menghambat bisa dicabut, seperti pajak," sambungnya.
Selain itu, Budihardjo mengatakan dalam hitungan kasarnya satu mal dapat merugi hingga Rp 15 miliar selama tutupnya operasional selama setengah bulan ini.
"Kira target per meter persegi Rp 1-2 juta per bulan, ini mereka tutup setengah bulan. Misal Rp 500 ribu, kali saja kalau luas mal ada 30 ribu meter persegi, bisa rugi sampai Rp 15 miliar selama tutup," terangnya.
Budihardjo juga menjelaskan selain Mall Taman Anggrek, ada Mall Cipinang dan Lippo Puri Mall yang juga terpaksa berhenti beroperasi sementara lantaran terkena dampak banjir.
(*)