Find Us On Social Media :

Tak Henti Menjarah Laut Indonesia, Kapal Asing China Justru Semakin Banyak Menguasai Laut Natuna, TNI Sigap Kerahkan Tiga Kapal Perang dan Empat Pesawat Tempur untuk Mengusirnya!

By Novia, Minggu, 12 Januari 2020 | 19:17 WIB

Tak Henti Menjarah Laut Indonesia, Kapal Asing China Justru Semakin Banyak Menguasai Laut Natuna, TNI Sigap Kerahkan Tiga Kapal Perang dan Empat Pesawat Tempur untuk Mengusirnya!

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Tak gentar membut kekisruhan di laut Natuna, kapal ikan asing milik China justru semakin banyak jumlahnya memasuki laut Indonesia.

Pengerahan kapal perang dan pesawat tempur ke Natuna nyatanya tak membuat kapal-kapal asing China segera pergi dari wilayah Indonesia.

Bahkan baru-baru ini, jumlahnya justru bertambah banyak.

Baca Juga: Tensi Hubungan Diplomatik Indonesia dan Tiongkok Memanas Gara-gara Kapal Ikan Asing Masuk ke Perairan Laut Natuna, Jokowi: Tidak Ada Namanya Tawar Menawar!

Mendapati informasi semakin banyak kapal asing di perairan Natuna, TNI langsung bergerak mengambil tindakan.

Tentara Nasional Indonesia ini dikabarkan, mengambil langkah sigap dengan mengirimkan tiga kapal perang untuk mengusir kapal asing milik China.

"Saat ini KIA tersebut bukan malah berkurang, melainkan semakin bertambah dan jumlahnya sekitar 30 KIA," kata Panglima Komando Gabungan Wilayah I (Pangkogabwilhan) Laksdya TNI Yudho Margono melalui keterangan tertulis yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Minggu, (12/1/2020).

Baca Juga: China Terang-terangan Masuk dan Kawal Kapal Pencurian Ikan Ilegal di Indonesia, Laut Natuna Ternyata Simpan Harta Karun Kekayaan yang Mengiurkan dan Membelalakan Mata Negara Asing yang Nekat Tembus Wilayah RI

Dari pemantauan udara yang dilakukan TNI AU menggunakan pesawat intai maritim Boeng 737 Al-7301, mereka menemukan puluhan kapal asing tersebut menjarah perairan Natuna.

Selain itu Yudho juga mengaku telah mengirimkan tiga kapal perang jenis KRI Karel Satsuit Tubun (KST) 356, KRI Usman Harun (USH) 359 dan KRI Jhon Lie 358 untuk melakukan pengusiran.

Sementara itu dalam upaya pengusiran kapal ikan asing tersebut, TNI akan menempuh dua jalur.

Baca Juga: Semasa Menjabat Tak Ada Kapal Asing Yang Berani 'Recoki' Wilayah Indonesia, Susi Pudjiastuti Sindir Telak Kapal Tiongkok yang Masuk ke Laut Natuna: Persahabatan Antarnegara Tak Boleh Melindungi Pelaku Pencurian Ikan!

Pertama, akan melakukan langkap persuasif dan selanjutnya akan melakukan penegakan hukum.

"Hal yang pertama kali dilakukan yakni persuasif menginformasikan kapal-kapal tersebut bahwa telah masuk wilayah Indonesia dan kemudian dilakukan pengusiran," kata Yudho.

Selanjutnya untuk memaksimalkan upaya pengusiran tersebut, TNI telah melakukan komunikasi dengan kapal Coast Guard China.

Baca Juga: Tiongkok Seenaknya Klaim Laut Natuna, Indonesia Siap Terjunkan Pesawat Tempur Kelas Wahid hingga Pasukan Elit 3 Matra TNI di Batas Wilayah Laut China Selatan

Apabila hal itu tidak dihiraukan, pihaknya akan melakukan pengusiran secara paksa dan penangkapan sesuai prosedur hukum yang berlaku.

Yudho mengaku, sebelum melakukan pengamanan di laut Natuna, TNI telah menggelar operasi siaga tempur.

Dimana dalam operasi tersebut akan dikerahkan sekitar 600 personil dan sejumlah alutsista yang telah disiagakan.

Baca Juga: VIRAL, Video Detik-detik Kapal Asing Tabrak Crane di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Hingga Roboh, Petugas Berteriak dan Lari : Teman-temanku Gimana Mas?

Sementara itu menurut pewartaan dari Tribun Jogja, Pemerintah Indonesia akan menyikapi pencurian ikan di Laut natuna dengan Tegas dan tak main-main.

Tak hanya mengirimkan kapal perang saja, Pemerintah Indonesia akan mengirimkan pesawat tempur F-16 ke kawasan Natuna.

Total pessawat tempur yang dikirimkan untuk patroli diwilayah Natuna ini ada 4.

Baca Juga: Ramai Bicarakan Kebijakan Penenggelaman Kapal Asing, Hotman Paris Sebut Susi Pudjiastuti Perlu Disematkan Gelar Lain

"Empat pesawat F-16 berangkat sekarang," kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama Ronny Irianto Moningka, sebagaimana dikutip Tribun Jogja via Antara.

Mobilisasi tersebut diketahui atas perintah panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Meskipun mobilisasi personil ini merupakan operasi biasa, namun ini kan di geser dan di fokuskan ke kawasan natuna.

"Ini sebenarnya operasi rutin di wilayah (Indonesia) barat yang kita geser ke Natuna saja," ujarnya.

(*)