Grid.ID - Awal pecahnya Perang Dunia II pimpinan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) Laksamana Erich Raeder begitu percaya diri dengan kapal permukaan armadanya yang dianggap mampu mengimbangi armada Inggris.
Tapi nyatanya armada permukaan Kriegsmarine tak begitu kuat kala berhadapan dengan Royal Navy (Inggris).
Malahan kapal selam Jerman (U-Boat) pimpinan Karl Doenitz yang mampu menebar ancaman di lautan atlantik.
Entah berapa banyak kapal dagang dan perang Sekutu ditenggelamkan oleh U-Boat.
Saat itu U-Boat merupakan ancaman pertama sekutu yang bisa dianalogikan sebagai cara paling masuk akal bagi Jerman memenangkan perang dunia 2.
(BACA: Bila Perang Dunia Ke-3 Pecah, Elon Musk Sudah Punya Cara untuk Selamatkan Peradaban Manusia)
Komandan U-Boat Jerman, Karl Doenitz lantas ingin balas dendam kepada Inggris yang pada perang dunia pertama telah 'menghinakan' angkatan laut Jerman karena menenggelamkan kapal perang mereka di pangkalan Royal Navy, Scapa Flow.
Scapa Flow adalah pangkalan Angkatan Laut Inggris yang memiliki peranan mengamankan perairan tanah air Inggris selama berkecamuknya Perang Dunia I dan II.
Scapa Flow dianggap sebagai benteng yang sulit ditembus, sekalipun dengan kapal selam, yang membuat Scapa Flow sulit untuk ditembus karena faktor geografis dan adanya blockships (bangkai kapal yang dibei adonan beton yang ditanam di dasar laut) sebagai penghalang kapal.
Blockships itulah yang berasal dari kapal perang Jerman yang 'dihinakan' sengaja ditenggelamkan oleh Royal Navy.
Maka dipilihlah seorang Kapitanleutnant U-Boat bernama Gunther Prien.
Gunther Prien ialah seorang kapten Kriegsmarine yang sangat fanatik dengan Nazi.