"Sik tak takon menutup aurat kie WAJIB po Sunnah? (Yang aku tanya, menutup aurat itu wajib atau sunnah?),"
Kasus intoleran ini pun kemudian mencuat di media sosial pada Rabu (08/01/2020) hingga membuat Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah menerjunkan tim untuk melakukan investigasi.
Kasus intoleran ini pun akhirnya selesai setelah tim Disdikbud Jateng tersebut melakukan klarifikasi kepada beberapa pihak.
"Kemarin tim sudah turun ke lapangan dan melakukan berbagai tindakan. Alhamdulillah kasus ini sudah selesai," ungkap Kepala Disdikbud Jateng, Jumeri, seperti yang dilansir dari Kompas.com.
"Semua pihak sudah memberikan penjelasan dan Z juga sudah menerima dan hari ini dia sekolah seperti biasa," lanjutnya.
Baca Juga: Pertama Kali Kolaborasi Bareng Rhoma Irama, Iwan Fals: Bukan Sekadar Soal Musik
Jumeri mengatakan, teror yang menyasar Z ini dilakukan oleh temannya sendiri karena melihat Z menjadi satu-satunya siswi yang tidak mengenakan hijab di sekolah itu.
"Z adalah satu-satunya siswi di SMAN I Gemolong yang tidak menggunakan jilbab. Kemudian teman-temannya mengirim pesan melalui WA itu. Teman-temannya mengingatkan bahwa Z keliru karena tidak memakai jilbab,” terangnya.
Kendati demikian, Jumeri menegaskan, apa yang dilakukan oleh teman-teman Z adalah tindakan intimidasi dan intoleransi.
“Kami mengumpulkan seluruh siswa SMAN I Gemolong, kepala sekolah, guru, pembina Rohis dan pengurus OSIS untuk diberi pengarahan dan pembinaan. Kami tidak ingin, ke depan masalah intoleransi ini kembali terjadi. Semuanya harus saling menghormati dan menghargai perbedaan,” jelasnya.
(*)