Find Us On Social Media :

Ironi Sekaligus Pesan Kuat dalam Film Partikelir, Karya Perdana Pandji Pragiwaksono

By Widyastuti, Kamis, 29 Maret 2018 | 20:51 WIB

Pandji Pragiwaksono saat konferensinpers film Partikelir di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (28/3/2018). | Nurul Nareswari/Grid.ID

Laporan Wartawan Grid.ID, Nurul Nareswari

Grid.ID - Komika Pandji Pragiwaksono akhirnya mencapai cita-citanya untuk menyutradarai sebuah film bergenre komedi aksi yang berjudul 'Partikelir'.

Film tersebut berkisah tentang dua sahabat, yaitu Adri (Pandji Pragiwaksono) dan Jaka (Deva Mahenra) yang memiliki hobi menjadi detektif semasa kecilnya.

Saat dewasa, tanpa disangka-sangka, keduanya terlibat untuk memecahkan kasus besar yang mengancam keselamatan hidupnya.

Jaka, Adri, bersama dengan teman-temannya berupaya untuk menyelesaikan kasus tersebut.

(BACA: Waldjinah Akan Bernyanyi dalam Pagelaran 29 Tahun Anne Avanti Berkarya)

Saat menonton film ini terdapat adegan yang merupakan ironi, yaitu adegan yang dimainkan oleh Tio Pakusadewo.

Dalam film tersebut Tio Pakusadewo berperan sebagai Ketua Lembaga Narkotika Nasional yang menumpas peredaran narkoba.

Ironisnya, Tio Pakusadewo saat ini tengah menjalani rehabilitasi lantaran terjerat kasus narkoba.

Memang hal itu adalah sebuah kebetulan karena syuting dilakukan sebelum Tio Pakusadewo terjerat kasus narkoba.

Namun, bagi Pandji Pragiwaksono ironi tersebut tidak berpengaruh pada filmnya dan justru menjadi contoh yang baik sebab Tio Pakusadewo sendiri telah menyesal dan tengah berupaya untuk membersihkan dirinya dari jeratan narkoba dengan menjalani rehabilitasi.

"Saya rasa baik untuk semua pihak. Karena dia menyesal dan mencoba untuk bersih," ungkap Pandji saat konferensi pers film 'Partikelir' di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (28/3/2018).

(BACA: Berantem dengan Lucinta Luna, Nikita Mirzani: Masa Gue Lawan Laki?)

Sebaliknya, dari film tersebut Pandji Pragiwaksono justru ingin menyampaikan pesan kuat bahwa aparat seharusnya tidak memberlakukan pengguna narkoba apalagi mempertontonkan pelaku ke media.

"Negara ini harus berhenti memberlakukan pengguna sebagai penjahat. Penjahatnya adalah penjual."

"Berhenti memamerkan sahaabat saya ke depan media. Dia pengguna bukan untuk dipermalukan. Negara ini harus berhenti memperlakukan pengguna sebagai penjahat."   "Tidak usah mengajak untuk bersih di lokasi syuting. Tapi aparat harus bisa membereskan para penjahat atau penjualnya," pesan Pandji dengan wajah serius. (*)