Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Miris, bocah dua tahun dibuang oleh ibunya sendiri lantaran sang suami barunya tak mau mengadopsi anak hasil pernikahan sebelumnya.
Kabar ini pertama kali terendus pemberitaan melalui sebuah status di media sosial Facebook Ake Srisuwan.
Dalam status yang diunggahnya itu, Ake Srisuwan menyebut bocah itu ditinggal di depan pintu salah satu rumah singgah di Thailand oleh ibunya sendiri pada Minggu (12/01/2020) sekira pukul 15.45 waktu setempat.
Tim penyidik kepolisian setempat, Kolonel Thawatchai Nanthaphan, lebih lanjut menjelaskan kronologi penelantaran bocah malang ini.
Menurut keterangannya, bocah ini pada mulanya dibonceng dan diantar sang ibu menuju suatu rumah singgah.
Setelah sampai, bocah perempuan ini lantas diturunkan dari motor dan sang ibu pun menyuruhnya memencet tombol bel.
Dan begitu pintu dibuka, sang ibu langsung tancap gas meninggalkan anaknya.
Sementara sang petugas rumah singgah yang tidak tahu menahu apa-apa langsung kaget melihat bocah itu terdiam dengan sebuah boneka di pelukannya.
Apalagi setelah diperiksa lebih lanjut, sang bocah mempunyai luka memar di sekujur tubuhnya.
Bocah perempuan itu diyakini telah mendapatkan kekerasan dari ibu kandung dan ayah tirinya sebelum ditelantarkan.
Selain itu, ketika memeriksa bocah perempuan ini, petugas juga menemukan sebuah surat wasiat yang berisi permohonan maaf sang ibu.
Baca Juga: Inilah 5 Zodiak yang Biasanya Paling Melankolis, Kadang Butuh Usaha Untuk Memahami Mereka
Dalam surat wasiatnya itu sang ibu mengaku nekat melakukan ini lantaran ia miskin dan tidak bisa memberikan masa depan yang baik kepada anaknya kelak.
Terlebih ketika sekarang ia sudah berkeluarga, suami barunya tidak mau merawat bocah perempuan itu sebagai anaknya sendiri.
"Maafkan ibu karena telah melakukan ini, tapi ibu pikir ini adalah jalan terbaik. Aku mencintaimu putriku, tapi keadaan memaksaku melakukannya," terang sang ibu dalam surat wasiatnya.
Gadis itu pun kini sudah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
(*)